Pengelolaan Aktiva Tetap


PENGELOLAAN AKTIVA TETAP



1.1       DEFINISI/PENGERTIAN AKTIVA TETAP

            Untuk membahas mengenai “pengelolaan aktiva tetap” atau “fixed asset management” adalah mutlak bagi kita memahami terlebih dahulu apa definisi aktiva tetap. Di beberapa perusahaan dimana penulis pernah bekerja, jelas terdapat perbedaan mengenai pemahaman akan pengertian aktiva tetap. Beberapa diantaranya mendefinisikan aktiva tetap sebagai tanah dan bangunan, yang pada dasarnya bersifat permanen dan tidak dapat dipindahkan. Barang lainnya yang memiliki nilai tinggi (material) disebut sebagai barang inventaris. Sementara perusahaan yang lain mendefinisikan aktiva tetap adalah seluruh kekayaan perusahaan yang memiliki bentuk dan memiliki nilai yang material, termasuk tanah dan bangunan.
            Tidak ada yang salah mengenai definisi-definisi aktiva tetap diatas, juga di semua perusahaan yang menganut sistem akuntansi aktiva tetap. Namun dari beberapa teori akuntansi mengenai definisi aktiva tetap yang penulis dapatkan, terdapat satu teori yang tampaknya cukup umum dan mudah dipahami, yaitu “aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud dan manfaat/umur ekonomis lebih dari satu tahun dengan tujuan untuk melakukan kegiatan perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali”.
Memang agak panjang, namun sangat jelas terutama jika kita bedah. Dari definisi ini ada 3 (tiga) kriteria sesuatu hal disebut sebagai aktiva tetap, yaitu:
1. MEMILIKI WUJUD
Memiliki wujud artinya dapat dilihat. Beberapa kolega saya pernah bertanya, jika suatu aktiva tetap harus memililiki wujud, lalu bagaimana dengan software komputer? Tanggapan saya adalah, bukankah software komputer juga memiliki wujud, yang dapat kita lihat di layar komputer? Bahkan hampir seluruh software komputer saat ini disertakan dengan CD/DVD instalasi dan dokumentasi lainnya seperti sertifikat?
2. MEMILIKI MANFAAT/UMUR EKONOMIS LEBIH DARI 1 (SATU) TAHUN
Kenapa satu tahun, ada beberapa alasan antara lain:
Seluruh kekayaan perusahaan yang memiliki wujud pasti mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai ini harus tercermin dalam sistem akuntansi dan keuangan perusahaan, yaitu tidak lain adalah penyusutan/amortisasi. Penyusutan ini dialokasikan setiap bulan selama masa manfaat aktiva tetap. Jika suatu kekayaan perusahaan hanya memiliki masa manfaat satu tahun atau kurang dari satu tahun maka seluruh penyusutan dibebankan pada satu tahun takwim atau satu periode akuntansi, akan sama tercermin dalam laporan keuangan perusahaan ketika kekayaan tersebut dibiayakan sekaligus pada saat pembelian.
Alasan lain adalah efektifitas dan efisiensi dimana dalam pengelolaan aktiva tetap terdapat beberapa aktivitas mulai dari pencatatan, penyusutannya sendiri, kontrol fisik, dan pemusnahan (akan dibahas berikutnya dalam ‘siklus aktiva tetap’) yang memerlukan tenaga, waktu dan juga biaya, sementara umumnya kekayaan perusahaan yang usianya tidak lebih dari satu tahun memiliki nilai tidak material.
3. UNTUK MELAKUKAN KEGIATAN PERUSAHAAN DAN TIDAK UNTUK DIJUAL KEMBALI
Sudah jelas bahwa kekayaan perusahaan yang diperoleh untuk dijual kembali disebut sebagai barang dagang, yang sistem akuntansinya juga sangat berbeda dengan aktiva tetap. Salah satunya biaya yang muncul untuk barang dagang adalah pada saat perhitungan HPP (harga pokok penjualan) bukannya dari penyusutan selama barang dagang tersebut belum terjual.
Sistem akuntansi untuk aktiva tetap juga tidak mengenal persediaan atau stock.
Ketiga syarat tersebut diatas adalah kriteria aktiva tetap yang sifatnya umum digunakan berbagai perusahaan baik dalam maupun luar negeri. Terdapat satu kriteria lagi yang aplikasinya bisa berbeda di tiap perusahaan, atau dapat kita sebut sebagai kriteria keempat yaitu HARGA PEROLEHAN TERTENTU.
Kita ambil contoh sebuah kalkulator untuk lebih mudah memahaminya. Bukankan kalkulator memiliki wujud, umur ekonomis lebih dari satu tahun dan untuk kegiatan perusahaan (kecuali diperdagangkan)? Jawabnya ya, namun apakah harga pembelian sebuah kalkulator sederhana yang (relatif) murah sebanding dengan tenaga, waktu, dan juga biaya yang dikeluarkan untuk mengelola kalkulator tersebut? Boleh jadi tidak. Dengan pertimbangan ini beberapa perusahaan membatasi kriteria aktiva tetap berdasarkan harga perolehannya, apakah minimum 1 juta rupiah, 500 ribu rupiah, 250 ribu rupiah atau harga perolehan lainnya, tergantung masing-masing perusahaan menilai suatu aktiva tetap materil atau tidak.
            Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan, bukan untuk dijual kembali. Menurut Baridwan (1997: 271) aktiva tetap berwujud  adalah aktiva-aktiva yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal.
            Sedangkan menurut Simamora (2000: 298) aktiva tetap (fixed asset) adalah aktiva tetap yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi aktiva tetap adalah sistem akuntansi yang mengolah transaksi yang mengubah aktiva tetap yang melibatkan bagian-bagian yang saling  berkaitan satu sama lain, untuk menghasilkan informasi akuntansi yang dibutuhkan berbagai tingkat manajemen pada perusahaan.
            Aktiva tetap berwujud meliputi berbagai bentuk kekayaan yang  dipergunakan dalam operasi perusahaan yang biasa secara permanen atau  untuk jangka panjang. Yang termasuk dalam aktiva tetap antara lain tanah, gedung atau bangunan, kendaraan, mesin-mesin dan alat-alat perkantoran.
            Aktiva tetap merupakan aset perusahaan yang perlu dikelola dengan baik sehingga aset tersebut dapat terjaga dan dapat dimanfaatkan semaksimal dan sebaik mungkin. Adapun pengelolaan aktiva tetap meliputi : pengadaan aktiva tetap, pemeliharaan aktiva tetap dan pencatatan depresiasi aktiva.aktiva tetap mempunyai karakteristik yang berbeda dengan aktiva lancar. Jika aktiva lancar dikendalikan pada saat konsumsinya, pengendalian aktiva tetap dilaksanakan pada saat perencanaan perolehan aktiva tersebut.Hal ini disebabkan banyak pengeluaran-pengeluaran yang bersangkutan dengan aktiva tetap yang tidak bisa tidak harus dilakukan karena berupa commited cost, yang dalam masa pengoperasian aktiva tetap jenis biaya tersebut tidak dapat dikendalikan oleh manajemen melalui wewenang yang dimilikinya.

            Karena pengendalian aktiva tetap dilakukan pada saat perencanaan perolehannya, sistem akuntansi aktiva tetap menyediakan mekanisme otorisasi sejak saat perencanaan sampai dengan saat pelaksanaan perolehan aktiva tetap.
            Tanah adalah bagian dari bumi yang dikuasai perusahaan dan digunakan  dalam kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan normal perusahaan. Gedung  atau bangunan adalah bangunan-bangunan yang dikuasai oleh perusahaan  yang penggunaannya berkaitan dengan kegiatan normal perusahaan, contoh:  gedung kantor, gedung pabrik dan gedung garasi. Kendaraan adalah segala  alat transportasi yang dikuasai perusahaan dan digunakan dalam rangka kegiatan normal perusahaan,sebagai pengangkut barang atau karyawan.
            Mesin adalah segenap alat yang digunakan dalam pengolahan barang yang berkaitan dengan kegiatan normal perusahaan. Sedangkan alat-alat perkantoran adalah perangkat, perabot dan perkakas perkantoran yang dikuasai perusahaan dan digunakan dalam kaitannya dengan kegiatan normal perusahaan.
            Penilaian aktiva tetap berwujud, aktiva tetap dinyatakan sebesar nilai buku. Nilai buku adalah harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan aktiva tetap. Sedangkan harga perolehan aktiva tetap adalah uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul dan biaya-biaya lain yang terjadi dalam memperoleh aktiva tetap sejak pembelian sampai aktiva tetap tersebut siap digunakan untuk operasional perusahaan.

1.2       CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP
                Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, di mana masing-masing cara perolehan akan mempengaruhi harga perolehan (Baridwan, 1999: 271).
1. Pembelian Tunai
Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam buku-buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan. Semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap dikapitalisasikan sebagai harga perolehan aktiva tetap.
2. Pembelian Angsuran  
Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian angsuran dalam harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama angsuran baik jelas-jelas dinyatakan tersendiri, harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya.
3. Ditukar Dengan Surat Berharga
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar. Apabila harga pasar saham atau obligasi tidak diketahui, harga perolehan aktiva ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut.
4. Ditukar Dengan Aktiva Tetap Yang Lain
Pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara tukar menukar, atau sering disebut tukar tambah. Di mana aktiva lama digunakan untuk membayar harga aktiva baru, baik seluruhnya atau sebagian di mana kekurangannya dibayar tunai. Dalam keadaan ini, harga perolehan aktiva tetap harus digunakan, yaitu aktiva baru dikapitalisasikan dengan jumlah sebesar harga pasar aktiva lama ditambah uang yang dibayarkan (kalau ada) atau dikapitalisasikan sebesar harga pasar aktiva baru yang diterima.
5. Diperoleh Dari hadiah
Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi dicatat sebesar harga pasarnya.
6. Aktiva Yang Dibuat Sendiri
Dalam aktiva yang dibuat sendiri, harga pokok aktiva yang dibuat lebih rendah dari pada harga beli di luar, selisihnya merupakan penghematan biaya dan tidak boleh diakui sebagai laba. Tetapi apabila harga pokok akitva yang dibuat lebih tinggi dari harga beli diluar (dengan kuantitas yang sama) maka selisih yang ada diperlakukan sebagai kerugian, sehingga aktiva akan dicatat dengan jumlah sebesar harganya yang normal.

1.3     PENGELOLAAN AKTIVA TETAP

            Dalam pembahasan ini akan mengulas mengenai pengelolaan aktiva tetap. Seperti yang kita ketahui, aktiva tetap merupakan aset perusahaan yang perlu dikelola dengan baik sehingga aset tersebut dapat terjaga dan dapat dimanfaatkan semaksimal dan sebaik mungkin. Adapun pengelolaan aktiva tetap meliputi : pengadaan aktiva tetap, pemeliharaan aktiva tetap dan pencatatan depresiasi aktiva.

1.4     PENGADAAN AKTIVA TETAP

                Pengadaan aktiva tetap dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, dimana masing-masing cara tersebut dapat mempengaruhi penentuan harga perolehan aktiva tetap itu sendiri. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan diantaranya melalui pembelian aktiva tetap, membuat sendiri aktiva tetap atau melalui pertukaran aktiva tetap. Berikut penjelasan mengenai berbagai macam cara perolehan aktiva tetap.

1. Pengadaan Aktiva Tetap dari Pembelian
                Pengadaan aktiva tetap dapat dilakukan salah satunya melalui pembelian aktiva tetap. Dimana pembelian aktiva tetap itu sendiri dapat dilakukan dengan dua cara, yakni :

·         Pembelian Aktiva secara Tunai
·         Pembelian Aktiva secara Kredit Jangka Panjang

Dalam prosesnya, pembelian aktiva harus diawali dengan permintaan pembelian dari departemen yang membutuhkan. Selanjutnya bagian pembelian perusahaan akan melakukan survei terhadap pemasok dan mengajukan pemintaan penawaran harga. Permintaan penawaran harga ini berguna untuk memastikan bahwa perusahaan mendapatkan aktiva tetap dengan harga wajar. Permintaan penawaran harga ini juga berguna untuk meminimalkan peluang tips dari pemasok.

Setelah menemukan pemasok yang sesuai, bagian pembelian membuat surat order pembelian kepada pemasok. Selanjutnya pemasok akan mengirim barang yang dipesan. Pada saat barang datang, departemen pengguna (yang membutuhkan aktiva tetap) dapat ikut hadir untuk mengecek barang yang datang. Selanjutnya pemasok akan mengirim tagihan (faktur) ke perusahaan. Faktur tersebut akan dilunasi sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan perusahaan sebelumnya.

2. Pengadaan Aktiva dari Penerbitan Surat Berharga
                Perolehan aktiva tetap dengan penerbitan surat berharga adalah menerbitkan saham atau obligasi perusahaan untuk ditukar dengan aktiva tetap. Aktiva tetap tersebut harus dicatat sebesar harga pasar saham atau obligasi pada saat pembelian. Nilai saham atau obligasi dicatat seharga nilai pari. Jika harga pasar lebih besar dari nilai pari, selisihnya dicatat sebagai premium ( agio saham) dan jika harga pasar lebih rendah dari nilai pari maka selisihnya dicatat sebagai diskon (disagio saham).

3. Pengadaan Aktiva Tetap dari Pertukaran
                Menurut cara ini, aktiva diperoleh dengan cara menukarkan aktiva tetap yang kita miliki dengan aktiva tetap yang dimiliki oleh pihak lain dimana aktiva yang lama digunakan sebagai pembayar sebagian atau seluruh atas aktiva yang baru. Ada dua macam pertukaran aktiva tetap, yaitu:
1). Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis
Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya berbeda. Biaya dari pos semacam ini, menurut PSAK No. 16 diukur pada nilai wajar aktiva yang dilepaskan atau yang diperoleh.

2). Pertukaran aktiva tetap yang sejenis
Suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atas suatu aktiva yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dalam bidang usaha yang sama dan memiliki suatu nilai wajar yang serupa.

4. Pengadaan Aktiva dari Hadiah atau Donasi
                Jika aktiva tetap diperoleh dengan cara dihadiahkan atau ditemukan sendiri maka aktiva harus dicatat sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak atau perusahaan penilai yang independent (appraisal company) dengan mengkredit akun “modal donasi”.

5. Pengadaan Aktiva dari Membuat Sendiri
                Perusahaan kadang kala tidak membeli aktiva tetap, melainkan membuatnya sendiri. Misalnya perusahaan melakukan perluasan gedung pabrik atau bahkan membangun pabrik baru. Pembangunan seperti ini harus dicatat sebagai aktiva dalam pembangunan. Harga pokok perolehannya dicatat sebesar berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk menbangun aktiva tersebut. Hal ini disesuaikan dengan pernyataan dalam PSAK No. 16 dimana disebutkan bahwa biaya perolehan suatu aktiva yang dikontruksi sendiri ditentukan menggunakan prinsip yang sama seperti suatu aktiva yang diperoleh, yaitu meliputi semua biaya yang berkenaan dengan konstruksi aktiva tersebut hingga siap digunakan.

1.5       FUNGSI YANG TERKAIT DALAM PENGADAAN AKTIVA TETAP

                Fungsi yang terkait dalam pengadaan aktiva tetap mempunyai peranan penting, dengan adanya fungsi yang terkait maka prosedur pengadaan aktiva tetap akan berjalan dengan baik. Adapun fungsi-fungsi yang terkait dalam prosedur pengadaan aktiva tetap adalah sebagai berikut :

·         Fungsi Pemakai, bertanggung jawab mengajukan usulan investasi aktiva tetap dan mengajukan surat permintaan otorisasi untuk merealisasikan perolehan aktiva tetap.
·         Fungsi Riset dan Pengembangan, bertanggung jawab mengajukan usulan investasi aktiva tetap yang dimanfaatkan bersama oleh lebih dari satu fungsi.
·         Direktur yang Bersangkutan, memberikan persetujuan terhadap usulan investasi.
·         Direktur Utama, memberikan otorisasi terhadap semua mutasi aktiva tetap.

·         Fungsi Pembelian, bertanggung jawab untuk memilih pemasok dan menerbitkan surat order pembelian untuk pengadaan aktiva tetap.
·          Fungsi Penerimaan, bertanggung jawab melakukan pemeriksaan terhadap aktiva tetap yang diterima dari pemasok.
·         Fungsi Akuntansi, betanggung jawab terhadap pembuatan dokumen sumber (bukti kas keluar dan bukti memorial) untuk pencatatan aktiva tetap.

1.6       KARAKTERISTIK AKTIVA TETAP

Aset Tetap memiliki beberapa karakteristik, berikut diantaranya:

·                     Mempunyai wujud fisik
·                     Tidak ditujukan untuk dijual lagi
·                     Memiliki nilai yang material, harga aset tersebut cukup signifikan contohnya tanah, bangunan, mesin dan kendaraan dll.
·                     Memiliki masa manfaat ekonomi lebih dari satu tahun buku dan nilai manfaat ekonominya bisa diukur dengan handal.
·                     Aset digunakan dalam aktivitas normal perusahaan (tidak untuk dijual lagi seperti barang dagang/persediaan atau investasi) misal, mobil bagi dealer mobil diakui sebagai "persediaan" bukan aktiva tetap sedangkan bagi perusahaan manufakture mobil diakui sebagai "Aktiva Tetap" bukan persediaan.

1.7       PENGAKUAN AKTIVA TETAP

Sebuah Entitas bisnis atau perusahaan mengakui setiap aset sebagai aset tetap jika aset yang dimiliki telah memenuhi sifat dan karakteristiknya seperti yang telah disebut sebelumnya.

Aset yang berwujud diakui dan diklasifikasikan kedalam aset tetap jika:
·                     Potensi manfaat ekonomi aset akan dirasakan perusahaan dimasa mendatang. untuk menentukan/menilai suatu aset akan memberikan manfaat dimasa mendatang, terjadinya manfaat ekonomis aset tersebut harus dinilai dan dipastikan bahwa entitas usaha akan mendapatkan imbalan manfaat dan menerima resikonya yang terkait.
·                     Biaya perolehan aset yang dikeluarkan bisa diukur dengan handal, bukti bukti transaksi perolehan aset diperlukan guna mendukungnya.
Hal yang juga tak kalah penting dalam pengakuan aktiva tetap adalah perusahaan mempunyai kontrol/kendali atas manfaat ekonomis yang diharapkan  akan diterima dari aset tetap tersebut.

1.8       PENGGOLONGAN AKTIVA TETAP

          Aset tetap diklasifikasikan (dikelompokkan) karena aset tetap mempunyai sifat dan karakter yang beda dengan aktiva yang lain. Aset tetap terdiri atas beberapa jenis barang, jadi perlu dikelompokkan masing masing aktiva tersebut.

             pengelompokan aktiva ini berdasarkan kebijakan Akuntansi pada entitas bisnis masing masing karena pada umumnya makin banyak aset tetap yang dimiliki akan makin banyak juga kelompoknya.

            Nominal atau nilai yang relatif signifikan dan jenis serta bentuk aktiva tetap yang cukup beragam membuat perusahaan harus lebih berhati hati dalam proses penggolongannya. biasanya, untuk tujuan akuntansi, aktiva tetap digolongkan seperti ini:
·                     Aset Tetap yang umumnya tak terbatas misalnya tanah untuk letak entitas perusahaan, peternakan dan pertanian.
·                     Aset Tetap yang umumnya terbatas, dan jika asetnya telah habis penggunaannya bisa diganti oleh aset sejenis. contohnya mesin, peralatan, mebeler dan yang lainnya.
·                     Aset Tetap yang umumnya terbatas dan jika penggunaannya telah habis tidak bisa diganti dengan aset sejenis misal tambang dan sumber alam yang lain.
Seseorang mengelompokkan aktiva tetap dari berbagai sudut, antara lain:
[1] Sudut Substansi Aset Tetap
·                     Aset Berwujud (Tangible Assets), misalnya gedung, mesin, peralatan dll
·                     Aset Tidak Berwujud (Intangible Assets), misalnya hak patent, trademark, goodwill, franchise dll
[2] Aset Tetap Disusutkan atau tidak disusutkan
·                     Aset disusutkan (Depresiasi plant asset)  seperti mesin, bangunan, peralatan, kendaraan dll.
·                     Aset tidak disusutkan (Undepreciated plant asset) seperti tanah
[3] Aset Tetap Berdasarkan Jenisnya
·                     Bangunan, gedung yang berdiri pencatatannya dipisah dari lahan yang menjadi lokasinya
·                     Lahan, sebidang tanah kosong ataupun sudah ada bangunannya, pencatatannya dipisah dengan bangunan.
·                     Mesin, didalamnya termasuk peralatan yang menjadi komponen/bagian dari mesin
·                     Kendaraan, semua jenis kendaraan seperti kendaraan bermotor, alat pengangkut dan yang lainnya
·                     Perabot, semua yang merupakan isi dari gedung. misalnya perabotan kantor, perabotan pabrik,
·                     Inventaris, peralatan yang digunakan sperti inventaris gudang, inventaris kantor dan yang lainnya.
·                     Prasarana, seperti jalan akses, pagar, jembatan dan lain sebagainnya


PEMBAHASAN

2.1       Perancangan Sistem Informasi Akuntansi
                Definisi perancangan menurut buku yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi adalah sebagai berikut:  Perancangan mencakup perancangan logis dan perancangan fisik. Kegiatan pokok perancangan logis adalah melengkapi external level schema dan menerjemahkan persyaratan data para pemakai program aplikasi ke dalam conceptual level schema. Perancangan fisik (phisical design) adalah mengubah hasil perancangan konsep kedalam struktur penyimpanan fisik. (Krismiaji, 2002:144) 
            Definisi perancangan menurut buku yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi adalah sebagai berikut: ”tahap perancangan (design) memiliki tujuan untuk mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemulihan alternatif sistem yang terbaik”. (Ladjamudin, 2005:39)
            Berdasarkan penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa perancangan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendesain sistem baru  yang terdiri dari input, proses dan output yang dapat menyelesaikan masalah-masalah dalam perusahaan.
            Menurut buku yang berjudul Sistem Akuntansi, menjelaskan bahwa: ”sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.” (Mulyadi, 2001:31). Menurut buku yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi menjelaskan bahwa: “sistem adalah sekumpulan dari elemen–elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.” (Jogiyanto, 2005:2)  Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sebuah sistem juga mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan suatu sistem. Adapun karakteristik sistem  menurut buku Analisa Sistem Informasi adalah sebagai berikut: 
  1. Komponen sistem (components) Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat-sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
2. Batasan sistem (boundary) Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem lainnya atau sistem dengan lingkungan luarnya.Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
 3. Lingkungan luar sistem (environment) Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut dengan lingkungan luar sistem.
4. Penghubung sistem (interface) Sebagai media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut dengan penghubung sistem atau interface.     
5. Masukan sistem (input) Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan system, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (Signal input).
 6. Keluaran sistem (output) Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain.
 7. Pengolah sistem (process) Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran.
 8. Sasaran sistem (objective) Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic.Kalo suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya.Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan. (Sutabri, 2004:12) .
            Definisi informasi menurut buku yang berjudul Analisa Sistem Informasi adalah sebagai berikut: “informasi merupakan proses lebih lanjut dari data yang sudah memiliki nilai tambah.” (Sutabri, 2004:17), definisi informasi menurut buku yang berjudul Analisis &Desain adalah sebagai berikut: “informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.” (Jogiyanto, 2005:8). Berdasarkan definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa informasi adalah proses lebih lanjut dari data yang memiliki nilai tambah menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi pemakainya. kualitas Informasi menurut buku yang berjudul Analisis dan Desain, adalah sebagai berikut:
1. Akurat  Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa atau menyesatkan. 
2. Tepat pada waktunya Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. 
3. Relevan Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.(Jogiyanto, 2005:10)
Menurut buku yang berjudul Sistem Informasi Sektor Publik, menjelaskan bahwa: 
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau yang harus dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi entitas pemerintah, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal entitas pemerintah, dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.(Bastian, 2002:55)
Menurut buku yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi Konsep dan Pengembangan Berbasis Komputer mendefinisikan sistem informasi akuntansi sebagai berikut: 
Sistem informasi akuntansi dapat didefinisikan sebagai kumpulan (integrasi)dari sub-sub sistem/komponen baik fisik maupun nonfisik yang saling berhubungan dan bekerjasama satu sama lain secara harmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan.(Susanto, 2004:82)   Berdasarkan definisi buku yang berjudul Sistem Akuntansi, menjelaskan bahwa:  
Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali.(Mulyadi, 2001:591) Berdasarkan dari pengertian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan perancangan sistem informasi akuntansi aktiva tetap adalah alternative rancangan sistem informasi yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen.
Perancangan terdiri dari perancangan logis adalah melengkapi eksternal level schema dan menterjemahkan persyaratan data para pemakai dan program aplikasi ke dalam conceptual level schema sedangkan perancangan fisik adalah mengubah hasil rancangan konsep ke dalam struktur penyimpanan fisik.(Krismiaji, 2002:144) 
2.2       Dokumen Akuntansi Aktiva Tetap
                Menurut Mulyadi (2001: 3) formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam (didokumentasikan) di atas secarik kertas. Formulir sering pula disebut dengan istilah media, karena formulir merupakan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi ke dalam catatan.  Dokumen yang digunakan untuk merekam data transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap yang bersangkutan.  (Mulyadi, 2001: 600)
1. Surat Permintaan Otorisasi investasi (Expenditure Authorization Request atau Authorization For Expenditure) Karena investasi dalam aktiva tetap meliputi jumlah rupiah yang relatif besar dan mencakup keterikatan dana dalam jangka waktu yang relatif panjang, maka pengendalian aktiva tetap dilakukan melalui perencanaan yang matang. Perencanaan pengeluaran investasi dalam aktiva tetap dimulai dengan diajukannya usulan investasi kepada manajemen puncak. Dokumen yang digunakan untuk meminta persetujuan  pelaksanaan investasi dalam aktiva tetap disebut surat permintaan otorisasi investasi.  
2. Surat Permintaan Reparasi (Authorization For Repair)
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah dilakukannya reparasi yang merupakan pengeluaran modal. 
3. Surat Permintaan Transfer Aktiva Tetap
Dokumen ini berfungsi sebagai dokumen permintaan dan pemberian otorisasi transfer aktiva tetap.  
4. Surat Permintaan Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap
Dokumen ini digunakan sebagai permintaan dan pemberian otorisasi penghentian pemakaian aktiva tetap.
5. Surat Perintah Kerja (Work Order)
Dokumen ini memiliki dua fungsi yaitu sebagai perintah dilaksanakannya pekerjaan tertentu mengenai aktiva tetap dan sebagai catatan yang dipakai untuk mengumpulkan biaya pembuatan aktiva tetap. Dokumen ini digunakan sebagai perintah kerja pemasangan aktiva tetap yang dibeli, pembongkaran aktiva tetap yang dihentikan pemakaianya.  
6. Surat Order Pembelian
Dokumen ini diterbitkan oleh fungsi pembelian yang merupakan surat untuk memesan aktiva tetap kepada pemasok. Untuk pembelian aktiva tetap yang melibatkan jumlah investasi yang besar umumnya penilaian pemasok dilakukan melalui proses tender terbuka.
7. Laporan Penerimaan Barang
Dokumen ini diterbitkan oleh fungsi penerimaan setelah fungsi inimelakukan pemeriksaan kuantitas, mutu dan spesifikasi aktiva tetap yang diterima dari pemasok.   
8. Faktur Dari Pemasok
Dokumen ini merupakan tagihan dari pemasok untuk aktiva tetap yang dibeli.
9. Bukti Kas Keluar
Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran kas yang dibuat oleh fungsi akuntansi setelah dokumen surat permintaan otorisasi investasi, surat order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari pemasok diterima dan diperiksa oleh fungsi tersebut.
10. Daftar Depresiasi Aktiva Tetap
Daftar ini berisi jumlah biaya depresiasi aktiva tetap yang dibebankan dalam periode akuntansi tertentu. Dokumen ini merupakan dasar untuk pembuatan bukti memorial untuk pencatatan biaya depresiasi yang dibebankan dalam periode akuntansi tertentu. 
11. Bukti Memorial
Dokumen ini digunakan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi depresiasi aktiva tetap, harga pokok aktiva tetap yang telah selesai dibangun, pemberhentian pemakaian aktiva tetap dan pengeluaran modal.
2.3       Catatan Akuntansi Aktiva Tetap Yang Di Gunakan
                Catatan akuntansi merupakan salah satu unsur dari suatu sistem akuntansi pokok yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu. (Mulyadi, 2001: 3)  Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi harga pokok aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap. (Mulyadi, 2001: 608)
1. Kartu Aktiva Tetap
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang digunakan untukmencatat secara rinci segala data yang bersangkutan dengan aktiva tetap tertentu.
2. Jurnal Umum
Jurnal umum ini digunakan untuk mencatat transaksi harga pokok aktiva tetap yang telah selesai dibangun, biaya-biaya untuk pemasangan dan pembongkaran aktiva tetap, penghentian pemakaian aktiva tetap dan depresiasi aktiva tetap.
3. Register Bukti Kas Keluar
Jurnal ini digunakan untuk mencatat transaksi pembelian aktiva tetap dan pengeluaran modal yang berupa pengeluaran kas.
Fungsi Yang Terkait Dalam Akuntansi Aktiva Tetap  Fungsi yang terkait dalam transaksi yang mengugah harga pokok aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap (Mulyadi, 2001: 610-611) adalah:
1. Fungsi pemakai 
Dalam sistem akuntansi aktiva tetap, fungsi pemakai bertanggungjawab mengajukan usulan investasi dalam aktiva tetap dan mengajukan surat permintaan otorisasi investasi untuk merealisasikan perolehan aktiva tetap seperti yang tercantum dalam anggaran investasi yang telah disetujui oleh rapat umum pemegang saham. Unit organisasi pemakai aktiva tetap berfungsi mengelola pemakaian aktiva tetap.
2. Fungsi Riset dan Pengembangan
Fungsi ini bertanggungjawab mengajukan usulan investasi aktiva tetap yang dimanfaatkan bersama oleh lebih dari satu fungsi. Di samping itu, fungsi ini bertanggungjawab melakukan studi kelayakan setiap usulan investasi dari berbagai fungsi lain dalam perusahaan.
3. Direktur Yang Bersangkutan
Pejabat ini berfungsi memberikan persetujuan terhadap usulan investasi dan surat permintaan otorisasi reparasi yang diajukan oleh unit organisasi yang  ada di bawah wewenangnya.
4. Direktur Utama
Pejabat ini yang memberikan otorisasi terhadap semua mutasi aktiva tetap. Otorisasi ini icantumkan dalam formulir surat permintaan otorisasi investasi dan surat permintaan otorisasi reparasi.
5. Fungsi Pembelian
Fungsi ini bertanggungjawab memilih pemasok dan menerbitkan surat order pembelian untuk pengadaan aktiva tetap.
6. Fungsi Penerimaan 
Fungsi ini bertanggungjawab melakukan pemerikasaan terhadap aktiva tetap yang diterima dari pemasok. Hasil pemeriksaan terhadap aktiva tetap tersebut dicantumkan dalam laporan penerimaan barang.
7. Fungsi Aktiva Tetap
Fungsi ini bertanggungjawab atas pengelolaan aktiva tetap perusahaan. Fungsi ini memiliki wewenang dalam penempatan, pemindahan dan penghentian pemakaian aktiva tetap.
8. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggungjawab dalam pembuatan dokumen sumber (bukti kas keluar dan bukti memorial) untuk pencatatan mutasi aktiva tetap dan penyelenggaraan buku pembantu aktiva tetap. Di samping itu, fungsi akuntansi bertanggungjawab atas penyelenggaraan jurnal yang bersangkutan dengan aktiva tetap (register bukti kas keluar dan bukti memorial).
2.4 PENGELOLAAN AKTIVA TETAP

2.4 Pemeliharaan Aktiva Tetap

                Ada kalanya aktiva tetap yang dimiliki perusahaan perlu perawatan untuk memastikan bahwa aktiva tetap tersebut dapat beroperasi secara optimal. Menurut akuntansi biaya pemeliharaan semacam ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu biaya yang tidak menambah umur aktiva dan biaya yang dapat menambah umur aktiva tetap. Pengelompokan ini akan berdampak pada perlakuan terhadap pengeluaran tersebut. Biaya yang tidak menambah umur aktiva akan dicatat sebagai biaya pada periode pengeluaran tersebut terjadi, sedangkan biaya yang menambah umur aktiva akan dikapitalisasi (dicatat sebagai penambah nilai aktiva). Selanjutnya, nilai yang dikapitalisasi tersebut akan memperbesar nilai aktiva dan akan didepresiasi sampai umur aktiva tersebut habis.
                Pada dasarnya, memisahkan biaya pemeliharaan semacam ini tidaklah mudah, mengingat perawatan rutin tidak akan menambah umur manfaat aktiva, tapi jika tidak dirawat maka akan memperpendek umur aktiva, sebagai contoh perawatan mobil. Adapun kegiatan-kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan pemeliharaan aktiva tetap adalah sebagai berikut :

1.       Pemeliharaan (maintenance)
Pemeliharan atau maintenance merupakan tindakan atau aktivitas yang ditujukan hanya untuk membuat suatu aktiva tetap berfungsi sebagaimana mestinya, dan pengeluaran yang timbul hendaknya dibebankan (dijadikan biaya) pada periode yang sama.
2.       Perbaikan (repairment)
Perbaikan atau repairment diperhitungkan sebagai aktivitas yang lebih besar dibandingkan dengan pemeliharaan. Dikatakan perbaikan apabila; untuk membuat aktiva tersebut berfungsi sebagaimana mestinya diperlukan tindakan pemulihan kondisi atas bagian atau sparepart atau komponen yang mengalami penurunan fungsi, akan tetapi belum diperlukan suatu penggantian.
3.       Penggantian Komponen (replacement)
Istilah penggantian komponen (replacement) jelas artinya. Ditandai dengan adanya penggantian atas satu komponen atau lebih dari suatu aktiva tetap.
4.       Peningkatan Kapasitas (up-grading)
Pada fase pertumbuhan perusahaan, biasanya disertai dengan peningkatan produksi, sebagai konsekuensinya, tidak jarang perusahaan harus melakukan upgrade (peningkatan kapasitas) terhadap aktiva tetap yang digunakan (entah itu mesin, peralatan bahkan gedungnya). Atas suatu up grading, tentu akan memicu adanya pengeluaran-pengeluaran yang biasanya cukup material.
5.       Turun Mesin (over haul)
Istilah turun mesin atau overhaul terjadi pada aktiva tetap yang bekerjanya menggunakan mesin. Misalnya; kendaraan, mesin produksi, peralatan produksi. Dikatakan mengalami turun mesin apabila untuk membuatnya berfungsi lebih baik, diperlukan tindakan pembongkaran terhadap hampir seluruh komponen atau komponen utama dari aktiva tersebut, untuk kemudian dilakukan pemasangan kembali. Pada proses turun mesin hampir pasti akan terjadi sekaligus tindakan pemeliharaan, perbaikan, penggantian komponen. Turun mesin biasanya terjadi disaat-saat aktiva tersebut mengalami penurunan fungsi (kapasitas) yang sangat signifikan akibat penggunaan yang sudah relatif lama. Aktifitas turun mesin sudah pasti akan membuat umur ekonomis aktiva tersebut menjadi bertambah. Untuk itu, pengeluaran-pengeluaran yang timbul hendaknya dikapitalisasi.

Seperti yang telah dipelajari diatas, mengenai pemisahan biaya pemeliharaan yang akan dibebankan pada periode terjadinya atau dikapitalisasi, berikut ini faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan untuk mendeterminasi apakah suatu pengeluaran dalam masa penggunaan aktiva dibebankan atau dikapitalisasi.

1.       Tingkat Keseringan
Jika jenis pengeluaran tersebut sering terjadi dan sifatnya rutin (repetitive), maka sebaiknya pengeluaran tersebut dibiayakan, begitu pula sebaliknya.

2.       Materialitas
Jika pengeluaran tersebut sifatnya material, maka sebaiknya dikapitalisasi, jika tidak maka dibebankan (silahkan diukur dengan membandingkan antara pengeluaran yang terjadi dengan harga perolehan aktiva).

3.       Lama Manfaat
Jika pengeluaran tersebut diperkirakan akan memberikan manfaat lebih dari satu tahun buku, maka sebaiknya dikapitalisasi, jika hanya satu tahun buku atau kurang, sebaiknya dibebankan diperiode yang sama.
4.       Pengaruhnya terhadap Umur Ekonomis atau Kapasitas
Jika pengeluaran tersebut diperkirakan akan menambah umur ekonomis atau meningkatkan kapasitas,maka sebaiknya di kapitalisasi, demikian sebaliknya.

2.5 Fungsi yang Terkait Dalam Pemeliharaan Aktiva Tetap

·         Fungsi Pemakai, berfungsi mengelola pemakaian aktiva tetap.
·         Direktur yang bersangkutan, berfungsi memberikan persetujuan terhadap surat permintaan otorisasi reparasi yang diajukan oleh unit organisasi yang berada di bawah wewenangnya.
·         Fungsi Aktiva Tetap, bertanggung jawab atas pengelolaan aktiva tetap perusahaan.
·         Fungsi Akuntansi, betanggung jawab terhadap pembuatan dokumen sumber (bukti kas keluar dan bukti memorial) untuk pencatatan aktiva tetap.

2.6 Dokumen yang Digunakan Dalam Pemeliharaan Aktiva Tetap

·         Bukti Pengeluaran Kas, merupakan dokumen yang digunakan jika pengeluaran biaya pemeliharaan cukup besar.
·           Dokumen dalam Siklus Kas Kecil, digunakan untuk biaya pemeliharan yang tidak terlalu besar.
·           Daftar Aktiva Tetap, digunakan untuk mencatat pengeluaran yang dikapitalisasi, sehingga menambah nilai aktiva tetap.
·           Blanko Cek Fisik Aktiva Tetap, digunakan untuk pengecekan aktiva tetap.

2.7       DEPRESIASI AKTIVA TETAP

2.7 Pengertian Depresiasi

Di samping pengeluaran dalam masa penggunaannya, masalah penyusutan atau depresiasi merupakan masalah yang penting selama masa penggunaan aktiva tetap. Yang dimaksud dengan penyusutan atau depresiasi menurut Akuntansi Perpajakan terapan adalah sebagai berikut :
“Proses alokasi sebagian  harga perolehan aktiva menjadi biaya (cost allocation), sehingga biaya tersebut mengurangi laba usaha” (Prabowo, Yusdianto, Op.cit, Hal 22)

Pengertian penyusutan ini tidak sama seperti pengertian dalam ekonomi perusahaan yang menekankan bahwa penyusutan itu merupakan cadangan untuk pembelian aktiva tetap baru setelah aktiva tetap yang lama tidak dipakai lagi.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 17 paragraf 2 tentang Akuntansi Penyusutan  menyatakan bahwa:
“Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi, penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan kependapatan baik secara langsung maupun tidak langsung”. (Ikatan Akuntan Indonesia, Op.cit, No 17 Paragraf 2)

Jadi dapat disimpulkan penyusutan atau depresiasi merupakan pengalokasian harga perolehan aktiva tetap selama umur ekonomis aktiva tersebut. Umur ekonomis adalah berapa lama aktiva tersebut bermanfaat bagi perusahaan secara efisien, jadi umur ekonomis tidak sama dengan umur aktiva.
Tujuan dari penyusutan adalah untuk menyajikan informasi tentang penyusutan yang dilaporkan sebagai alokasi biaya yang diharapkan dapat berguna bagi para pemakai laporan keuangan. Informasi tentang penyusutan merupakan hal yang cukup penting bagi pemakai laporan keuangan, terutama dalam kaitannya earning power, yaitu mengenai:
·         Proses perbandingan beban terhadap pendapatan untuk menghitung laba periodik.
·         Tingkat keefektifan manajemen dalam menggunakan sumber daya.

2.8       Karakteristik Aktiva Tetap yang Dapat Disusutkan

·          Digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi.
·          Memiliki suatu masa manfaat yang terbatas.
·          Dimiliki oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi atau memasok barang atau jasa, untuk disewakan, atau tujuan administrasi.
·          Nilainya menurun secara bertahap.
Beberapa aktiva yang tidak dapat disusutkan karena nilainya tidak menurun adalah tanah, aktiva pendanaan, barang dagangan, dan persediaan.


2.9       Faktor-Faktor yang Terlibat dalam Proses Penyusutan

2.9 Dasar Penyusutan Aktiva

                Dasar yang ditetapkan untuk penyusutan merupakan fungsi dari dua faktor, biaya awal dan nilai sisa atau pelepasan. Biaya awal atau baiya historis adalah semua biaya yang diukur oleh kas atau harga ekuivalen kas untuk memperoleh aktiva dan membawanya ke lokasi serta kondisi yang diperlukan untuk tujuan penggunaannya. Nilai sisa (salvage value) adalah estimasi jumlah yang akan diterima pada saat aktiva itu dijual atau ditarik dari penggunaannya. Nilai sisa merupakan jumlah dimana nilai aktiva harus diturunkan nilainya atau disusutkan selama masa manfaatnya. Sebagai gambaran jika aktiva memiliki biaya Rp. 10.000.000,- dan nilai sisa sebesar Rp. 1.000.000,- , maka dasar penyusutannya adalah Rp. 9.000.000,-
                Dari sudut pandang praktis, nilai sisa sering kali dianggap nol. Akan tetapi beberapa aktiva jangka panjang memiliki nilai sisa yang substansial.

3.1 Estimasi Umur Pelayanan atau Manfaat

                Umur pelayanan atau manfaat suatu aktiva sering kali tidak sama dengan umur fisiknya. Sebuah mesin secara fisik mungkin dapat memproduksi sejumlah produk tertentu selama beberapa tahun melebihi umur pelayanannya. Tetapi sebuah perusahaan mungkin tidak menggunakan mesin selama seluruh tahun itu karena biaya pembuatan produk dalam tahun-tahun terakhir mungkin terlalu tinggi.

                Dalam banyak kasus, perusahaan mengestimasi masa manfaat aktiva berdasarkan pengalaman masa lalu perusahaan dengan aktiva yang sama atau sejenis.
Menurut Zaki Baridwan hal-hal yang menyebabkan terbatasnya masa penggunaan aktiva tetap tersebut dikelompokan menjadi dua yakni faktor fisik dan faktor fungsional. Adanya faktor-faktor fisik yang mengurangi atau bahkan tidak dipergunakan lagi, yang disebabkan karena:

·          Aus karena dipakai - Oleh karena pemakaian aktiva tetap dalam proses produksi tidak hanya sekali saja, tetapi berlangsung terus menerus secara kontiyu mengakibatkan kapasitas dan produktivitas yang dimiliki aktiva itu akan semakin berkurang nilainya sehingga kualitas dan kuantitas yang dihasilkan dalam proses produksi semakin berkurang pula hasilnya.

·          Aus karena umur - Setiap aktiva dapat aus seiring dengan perjalanan waktu. Sekalipun aktiva tetap ini belum pernah dipakai, namun dengan adanya faktor kimia yang diakibatkan oleh pengaruh alam seperti hujan, panas dan udara terhadap aktiva tersebut akan menyebabkan kerusakan dan mungkin tidak efisien untuk dipergunakan lagi.

·         Kerusakan-kerusakan - Kerusakan suatu aktiva dapat disebabkan oleh kurang hati-hati atau kurang tepat dalam cara pengguanaan aktiva tetap, juga yang disebabkan oleh bencana seperti; gempa bumi, banjir atau kebakaran yang tidak sepenuhnya dapat dipergunakan kembali atau bahkan aktiva tetap itu tidak dapat dipergunakan sama sekali.

Adapun faktor lain, selain faktor fisik yang menyebabkan perlunya diadakan penyusutan adalah faktor fungsional yang juga dapat mengurangi atau mengakibatkan suatu aktiva tetap tidak dapat dipergunakan lagi, yaitu:

·         Ketidaklayakan - Dengan meningkatkan daya beli konsumen yang melampui kemampuan alat produksi yang tersedia akan mengakibatkan alat-alat produksi yang tersedia secara teknis masih dapat dipergunakan, tetapi secara ekonomis telah menunjukkan kemunduran, karena tidak lagi memenuhi syarat-syarat yang menunjang skala ekonomis. Oleh karena itu, untuk memenuhi permintaan konsumen perlu adanya penggantian alat-alat produksi baru yang mempunyai kapasitas produksi lebih besar dibanding alat-alat lama.

·          Keusangan - Kemajuan dan pembaharuan  teknis yang terus menerus membawa akibat alat-alat produksi yang lama secara ekonomis dianggap sudah kuno. Perbaikan dan pembaharuan teknis yang datang terus menerus dengan cepat dapat mengakibatkan daya guna ekonomis alat-alat produksi lama akan semakin berkurang atau secara ekonomis tidak dapat dipergunakan lagi dan perlu di ganti dengan peralatan yang baru.

·         Penghentian permintaan - Suatu alat produksi tidak akan mempunyai nilai karena hasil produksinya tidak dapat dipertahankan lagi di pasaran. Ini disebabkan karena perubahan selera atau kebutuhan konsumen yang semakin beragam. Barang-barang hasil produksi tersebut dianggap kuno oleh konsumen, sehingga tidak dapat diandalkan lagi untuk merebutkan pangsa pasar.







METODE DEPRESIASI AKTIVA TETAP

      3.1 Metode Depresiasi Aktiva Tetap

1.       Metode Aktivitas (Activity Method)

Metode aktivitas (activity method) juga disebut pendekatan beban variabel atau pendekatan unit produksi, mengasumsikan bahwa penyusutan adalah fungsi dari penggunaan atau produktivitas dan bukan dari berlalunya waktu. Umur aktiva ini dinyatakan dalam istilah keluaran (output) yang disediakan (unit-unit yang diproduksi), atau masukan (input) seperti jumlah jam kerja. Secara konseptual asosiasi biaya yang tepat ditetapkan dalam istilah output bukan jam yang digunakan tetapi sering kali output ini sulit diukur. Dalam kasus seperti ini, ukuran input seperti jam mesin adalah metode yang lebih tepat dalam mengukur jumlah beban penyusutan selama periode akuntansi tertentu.

2.       Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

Metode garis lurus (straight line method) adalah metode depresiasi dimana depresiasi berupa bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang ditetapkan bagi aktiva tersebut. Metode garis lurus mempertimbangkan penyusutan sebagai fungsi dari waktu, bukan fungsi dari penggunaan. Metode ini telah digunakan secara luas dalam praktek karena kemudahannya. Prosedur garis lurus secara konseptual sering kali juga merupakan prosedur penyusutan yang paling sesuai. Apabila keusangan bertahap merupakan alasan utama atas terbatasnya umur pelayanan, maka umur kegunaannya akan konstan dari periode ke periode.

3.       Metode Beban Menurun (Decreasing Charge Method)

Metode beban menurun (decreasing charge method) menyediakan biaya penyusutan yang lebih tinggi pada tahun awal dan beban yang lebih rendah pada periode mendatang. Karena metode ini memperbolehkan pembebanan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dibanding metode garis lurus, maka sering disebut metode penyusutan dipercepat. Ada dua metode dari metode beban menurun, dimana secara umum satu dari kedua metode tersebut digunakan, yakni :
·                     Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the years digits method)
Metode jumlah angka tahun menghasilkan beban penyusutan yang menurun berdasarkan pecahan yang menurun dari biaya yang dapat disusutkan (biaya awal dikurangi nilai sisa). Setiap pecahan menggunakan jumlah angka tahun sebagai penyebut, sedangkan pembilang adalah jumlah tahun estimasi umur yang tersisa pada awal tahun. Dalam metode ini pembilang menurun dari tahun ke tahun dan penyebut tetap konstan. Pada akhir masa manfaat aktiva saldo yang tersisa harus sama dengan nilai sisa.
·                     Metode Saldo Menurun (Declining balance method)
Metode saldo menurun adalah metode penyusutan dimana penyusutan berupa bagian-bagian yang menurun dengan menggunakan tarif penyusutan (diekspresikan sebagai persentase). Tidak seperti metode lainnya, dalam metode saldo menurun nilai sisa tidak dikurangkan dalam menghitung dasar penyusutan. Tarif saldo menurun dikalikan dengan nilai buku aktiva pada awal setiap periode. Karena nilai buku aktiva dikurangi setiap periode dengan beban penyusutan, maka tarif saldo menurun yang konstan diaplikasikan pada nilai buku yang terus menurun yang menghasilkan beban penyusutan yang semakin rendah setiap tahunnya. Proses ini terus berlangsung hingga nilai buku aktiva berkurang mencapai estimasi nilai sisanya, dimana pada saat tersebut penyusutan akan dihentikan.


4.       Metode Penyusutan Khusus

Terkadang perusahaan menggunakan penyusutan khusus karena aktiva yang terlibat memiliki karakteristik yang unik, atau sifat industrinya mengharuskan penerapan metode penyusutan khusus. Ada dua metode penyusutan khusus, yakni : Metode Kelompok dan Metode Gabungan. Beberapa akun aktiva sering kali disusutkan dengan menggunakan satu tarif. Terdapat dua metode penyusutan untuk bebrapa akun aktiva yang digunkan yaitu : metode kelompok dan metode gabungan, pemilihan metode bergantung pada jenis aktiva yang terlibat.
Metode kelompok (group method) sering digunakan apabila aktiva bersangkutan cukup homogen dan memiliki umur manfaat yang hampir sama. Pendekatan gabungan (composite approach) digunakan apabila aktiva bersifat heterogen dan memiliki umur manfaat yang berbeda. Metode perhitungan untuk kelompok maupun gabungan pada dasarnya sama yaitu menentukan rata-rata dan menyusutkannya atas dasar rata-rata tersebut.

3.2          Fungsi yang Terkait dalam Penyusutan Aktiva Tetap

·                      Fungsi Aktiva Tetap, bertanggung jawab atas pengelolaan dan memiliki wewenang dalam penempatan, pemindahan dan penghentian pemakaian aktiva tetap.
·                      Fungsi Akuntansi, bertanggung jawab atas pencatatan depresiasi atau penyusutan aktiva tetap.

3.3          Dokumen yang Digunakan dalam Penyusutan Aktiva Tetap

·                      Daftar Perhitungan Depresiasi Aktiva Tetap, daftar ini berisi perhitungan biaya depresiasi yang dibebankan dalam periode akuntansi tertentu, dan dapat dijadika sebagai lampiran dari blanko jurnal umum.
·                      Blanko Jurnal Umum, digunakan untuk merekam transaksi depresiasi.

3.4           Resiko dan Pengendalian Dalam Pengelolaan Aktiva

Sistem informasi aktiva tetap dibangun dengan tujuan untuk :
·                       Memudahkan perusahaan melacak aktiva tetap yang saat ini dimiliki perusahaan.
·                       Memudahkan perusahaan untuk menghitung beban depresiasi.
·                       Memudahkan perusahaan untuk merekam transaksi yang terkait dengan aktiva tetap.
·                       Memastikan bahwa perusahaan merekam harga perolehan yang benar pada saat pembelian aktiva tetap atau pada saat membuat atau membangun sendiri aktiva tetap.


Adapun resiko dalam pengelolaan aktiva tetap antara lain :
·                     Data yang tidak valid.
·                      Kesalahan dalam mencatat harga perolehan aktiva tetap (apalagi jika perusahaan membuat sendiri aktiva tetap).
·                     Kerusakan data.
Pengendalian yang dapat diterapkan dalam siklus aktiva tetap untuk meminimalkan resiko tersebut diatas adalah :
·                     Semua pembelian aktiva tetap (termasuk pembelian bahan baku untuk membuat sendiri aktiva tetap) hanya boleh dilakukan apabila diawali dengan Surat Permintaan Pembelian yang bernomor urut tercetak. Hal ini membantu akuntan untuk memastikan bahwa tidak ada pembelian aktiva tetap atau surat permintaan pembelian yang terlewat tidak tercatat.
·                     Surat Permintaan Pembeian harus diisi lengkap, terutama kolom tujuan pembelian harus diisi. Selain itu, untuk tujuan pembelian yang berbeda harus dibuatkan Surat Permintaan Pembelian tersendiri.
·                     Setiap aktiva tetap perusahaan harus ditempeli kode aktiva tetap sesuai dengan kode yang tercatat dalam tabel daftar aktiva tetap.
·                     Melakukan pengecekan fisik terhadap aktiva tetap secara berkala.
·                     Jika perusahaan menggunakan komputer dalam merekam data keuangan perusahaan, maka perusahaan perlu memback up data secara rutin.
·                     Jika perusahaan menggunakan komputer dalam merekam data keuangan, maka perusahaan dapat menetapkan password untuk karyawan yang berwenang mengakses data.
·                     Untuk meminimalkan virus, perusahaan perlu menetapkan aturan bahwa komputer kantor hanya boleh digunakan untuk keperluan kantor.

3.5           INFORMASI YANG DIHASILKAN DALAM PENGELOLAAN AKTIVA TETAP

Salah satu tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi yang relevan dan tepat waktu. Sistem informasi aktiva tetap diharapkan dapat menghasilkan informasi berupa :

·                      Daftar Aktiva Tetap yang Dimiliki Perusahaan, informasi ini berguna untuk memastikan kelengkapan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Jika tidak memiliki daftar aktiva tetap, perusahaan tidak dapat melakukan pengecekan secara fisik atas aktiva perusahaan.

·                     Total Beban Depresiasi setiap Bulan, informasi ini berguna bagi perusahaan untuk menghitung laba rugi bulanan.

PENUTUP
4.1       KESIMPULAN

Setelah kita mengupas beberapa masalah seputar aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud, dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap berwujud adalahaktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Seperti, mesin, peralatan, tanah, dan lain-lain. Sedangkan aktiva tetap tidak berwujud adalah aktiva tetap perusahaan yang secara fisik tidak dapat dinyatakan, tetapi berpengaruh terhadap kontinuitas perusahaan, seperti hak paten, merk dagang, hak cipta, dan lain-lain.

            Adapun perbedaan yang menonjol dari keduanya antara lain :
1.            Bentuk nyata atau bentuk fisik
2.            Nilai aktiva
3.            Usia atau umur aktiva           


4.2       SARAN

Setelah disusunnya makalah mengenai aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud, diharapkan dapat menambah wawasan pembaca khususnya dimata kuliah pengantar akuntansi. Begitu juga alangkah baiknya apabila kita mencari sumber referensi lebih banyak dari berbagai sumber sehingga ilmu dan wawasan yang kita dapatkan semakin luas.



DAFTAR PUSTAKA

Jusup, Al. Haryono.1993. Dasar-Dasar Akuntansi 2.  Edisi 4.Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN.

Hendriksen, S. Eldon.,dan Nugroho W. Teori Akuntansi. Edisi 4.Jakarta: Erlangga.

Tuanakotta, M. Theodorus. Teori Akuntansi 2. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.








PSAK No. 19 Aktiva Tak Berwujud.pdf

ED-PSAK No. 19 Revisi 2009 Aset Tidak Berwujud.pdf

AKUNTANSI.pdf


Komentar

  1. Makasih atas informasinya,ini sangat membantu saya dalam belajar. Saya izin copy buat tugas sekolah saya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah: Bedah Aplikasi Gojek

Siklus Produksi