Pengelolaan Aktiva Tetap
PENGELOLAAN AKTIVA TETAP
1.1 DEFINISI/PENGERTIAN
AKTIVA TETAP
Untuk membahas mengenai “pengelolaan aktiva tetap” atau “fixed
asset management” adalah mutlak bagi kita memahami terlebih dahulu apa definisi
aktiva tetap. Di beberapa perusahaan dimana penulis pernah bekerja, jelas
terdapat perbedaan mengenai pemahaman akan pengertian aktiva tetap. Beberapa
diantaranya mendefinisikan aktiva tetap sebagai tanah dan bangunan, yang pada
dasarnya bersifat permanen dan tidak dapat dipindahkan. Barang lainnya yang memiliki
nilai tinggi (material) disebut sebagai barang inventaris. Sementara perusahaan
yang lain mendefinisikan aktiva tetap adalah seluruh kekayaan perusahaan yang
memiliki bentuk dan memiliki nilai yang material, termasuk tanah dan bangunan.
Tidak ada yang salah mengenai
definisi-definisi aktiva tetap diatas, juga di semua perusahaan yang menganut
sistem akuntansi aktiva tetap. Namun dari beberapa teori akuntansi mengenai
definisi aktiva tetap yang penulis dapatkan, terdapat satu teori yang tampaknya
cukup umum dan mudah dipahami, yaitu “aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan
yang memiliki wujud dan manfaat/umur ekonomis lebih dari satu tahun dengan
tujuan untuk melakukan kegiatan perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual
kembali”.
Memang agak panjang,
namun sangat jelas terutama jika kita bedah. Dari definisi ini ada 3 (tiga)
kriteria sesuatu hal disebut sebagai aktiva tetap, yaitu:
1. MEMILIKI
WUJUD
Memiliki wujud
artinya dapat dilihat. Beberapa kolega saya pernah bertanya, jika suatu aktiva
tetap harus memililiki wujud, lalu bagaimana dengan software komputer?
Tanggapan saya adalah, bukankah software komputer juga memiliki wujud, yang
dapat kita lihat di layar komputer? Bahkan hampir seluruh software komputer
saat ini disertakan dengan CD/DVD instalasi dan dokumentasi lainnya seperti
sertifikat?
2. MEMILIKI
MANFAAT/UMUR EKONOMIS LEBIH DARI 1 (SATU) TAHUN
Kenapa satu
tahun, ada beberapa alasan antara lain:
Seluruh
kekayaan perusahaan yang memiliki wujud pasti mengalami penurunan nilai.
Penurunan nilai ini harus tercermin dalam sistem akuntansi dan keuangan
perusahaan, yaitu tidak lain adalah penyusutan/amortisasi. Penyusutan ini
dialokasikan setiap bulan selama masa manfaat aktiva tetap. Jika suatu kekayaan
perusahaan hanya memiliki masa manfaat satu tahun atau kurang dari satu tahun
maka seluruh penyusutan dibebankan pada satu tahun takwim atau satu periode
akuntansi, akan sama tercermin dalam laporan keuangan perusahaan ketika
kekayaan tersebut dibiayakan sekaligus pada saat pembelian.
Alasan lain
adalah efektifitas dan efisiensi dimana dalam pengelolaan aktiva tetap terdapat
beberapa aktivitas mulai dari pencatatan, penyusutannya sendiri, kontrol fisik,
dan pemusnahan (akan dibahas berikutnya dalam ‘siklus aktiva tetap’) yang
memerlukan tenaga, waktu dan juga biaya, sementara umumnya kekayaan perusahaan
yang usianya tidak lebih dari satu tahun memiliki nilai tidak material.
3. UNTUK
MELAKUKAN KEGIATAN PERUSAHAAN DAN TIDAK UNTUK DIJUAL KEMBALI
Sudah jelas
bahwa kekayaan perusahaan yang diperoleh untuk dijual kembali disebut sebagai
barang dagang, yang sistem akuntansinya juga sangat berbeda dengan aktiva
tetap. Salah satunya biaya yang muncul untuk barang dagang adalah pada saat
perhitungan HPP (harga pokok penjualan) bukannya dari penyusutan selama barang
dagang tersebut belum terjual.
Sistem
akuntansi untuk aktiva tetap juga tidak mengenal persediaan atau stock.
Ketiga syarat
tersebut diatas adalah kriteria aktiva tetap yang sifatnya umum digunakan
berbagai perusahaan baik dalam maupun luar negeri. Terdapat satu kriteria lagi
yang aplikasinya bisa berbeda di tiap perusahaan, atau dapat kita sebut sebagai
kriteria keempat yaitu HARGA PEROLEHAN TERTENTU.
Kita ambil
contoh sebuah kalkulator untuk lebih mudah memahaminya. Bukankan kalkulator
memiliki wujud, umur ekonomis lebih dari satu tahun dan untuk kegiatan
perusahaan (kecuali diperdagangkan)? Jawabnya ya, namun apakah harga pembelian
sebuah kalkulator sederhana yang (relatif) murah sebanding dengan tenaga,
waktu, dan juga biaya yang dikeluarkan untuk mengelola kalkulator tersebut?
Boleh jadi tidak. Dengan pertimbangan ini beberapa perusahaan membatasi
kriteria aktiva tetap berdasarkan harga perolehannya, apakah minimum 1 juta
rupiah, 500 ribu rupiah, 250 ribu rupiah atau harga perolehan lainnya, tergantung
masing-masing perusahaan menilai suatu aktiva tetap materil atau tidak.
Aktiva tetap adalah kekayaan
perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu
tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan, bukan untuk dijual
kembali. Menurut Baridwan (1997: 271) aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang sifatnya relatif
permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal.
Sedangkan menurut Simamora (2000:
298) aktiva tetap (fixed asset) adalah aktiva tetap yang diperoleh dalam bentuk
siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi
perusahaan,tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Berdasarkan
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi aktiva
tetap adalah sistem akuntansi yang mengolah transaksi yang mengubah aktiva
tetap yang melibatkan bagian-bagian yang saling
berkaitan satu sama lain, untuk menghasilkan informasi akuntansi yang
dibutuhkan berbagai tingkat manajemen pada perusahaan.
Aktiva tetap berwujud meliputi
berbagai bentuk kekayaan yang
dipergunakan dalam operasi perusahaan yang biasa secara permanen
atau untuk jangka panjang. Yang termasuk
dalam aktiva tetap antara lain tanah, gedung atau bangunan, kendaraan,
mesin-mesin dan alat-alat perkantoran.
Aktiva tetap merupakan
aset perusahaan yang perlu dikelola dengan baik sehingga aset tersebut dapat
terjaga dan dapat dimanfaatkan semaksimal dan sebaik mungkin. Adapun
pengelolaan aktiva tetap meliputi : pengadaan aktiva tetap, pemeliharaan aktiva
tetap dan pencatatan depresiasi aktiva.aktiva tetap
mempunyai karakteristik yang berbeda dengan aktiva lancar. Jika aktiva lancar
dikendalikan pada saat konsumsinya, pengendalian aktiva tetap dilaksanakan pada
saat perencanaan perolehan aktiva tersebut.Hal ini disebabkan banyak
pengeluaran-pengeluaran yang bersangkutan dengan aktiva tetap yang tidak bisa
tidak harus dilakukan karena berupa commited cost, yang dalam masa
pengoperasian aktiva tetap jenis biaya tersebut tidak dapat dikendalikan oleh
manajemen melalui wewenang yang dimilikinya.
Karena pengendalian aktiva tetap
dilakukan pada saat perencanaan perolehannya, sistem akuntansi aktiva tetap
menyediakan mekanisme otorisasi sejak saat perencanaan sampai dengan saat
pelaksanaan perolehan aktiva tetap.
Tanah adalah bagian dari bumi yang
dikuasai perusahaan dan digunakan dalam
kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan normal perusahaan. Gedung atau bangunan adalah bangunan-bangunan yang
dikuasai oleh perusahaan yang
penggunaannya berkaitan dengan kegiatan normal perusahaan, contoh: gedung kantor, gedung pabrik dan gedung
garasi. Kendaraan adalah segala alat
transportasi yang dikuasai perusahaan dan digunakan dalam rangka kegiatan
normal perusahaan,sebagai pengangkut barang atau karyawan.
Mesin adalah segenap alat yang
digunakan dalam pengolahan barang yang berkaitan dengan kegiatan normal
perusahaan. Sedangkan alat-alat perkantoran adalah perangkat, perabot dan perkakas
perkantoran yang dikuasai perusahaan dan digunakan dalam kaitannya dengan
kegiatan normal perusahaan.
Penilaian aktiva tetap berwujud,
aktiva tetap dinyatakan sebesar nilai buku. Nilai buku adalah harga perolehan
dikurangi dengan akumulasi penyusutan aktiva tetap. Sedangkan harga perolehan
aktiva tetap adalah uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul dan
biaya-biaya lain yang terjadi dalam memperoleh aktiva tetap sejak pembelian
sampai aktiva tetap tersebut siap digunakan untuk operasional perusahaan.
1.2 CARA
PEROLEHAN AKTIVA TETAP
Aktiva
tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, di mana masing-masing cara
perolehan akan mempengaruhi harga perolehan (Baridwan, 1999: 271).
1. Pembelian Tunai
Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat
dalam buku-buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan. Semua biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap dikapitalisasikan sebagai harga
perolehan aktiva tetap.
2. Pembelian Angsuran
Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian angsuran dalam
harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama angsuran
baik jelas-jelas dinyatakan tersendiri, harus dikeluarkan dari harga perolehan
dan dibebankan sebagai biaya.
3. Ditukar Dengan Surat Berharga
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham
atau obligasi perusahaan, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau
obligasi yang digunakan sebagai penukar. Apabila harga pasar saham atau
obligasi tidak diketahui, harga perolehan aktiva ditentukan sebesar harga pasar
aktiva tersebut.
4. Ditukar Dengan Aktiva Tetap Yang Lain
Pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara tukar menukar,
atau sering disebut tukar tambah. Di mana aktiva lama digunakan untuk membayar
harga aktiva baru, baik seluruhnya atau sebagian di mana kekurangannya dibayar
tunai. Dalam keadaan ini, harga perolehan aktiva tetap harus digunakan, yaitu
aktiva baru dikapitalisasikan dengan jumlah sebesar harga pasar aktiva lama
ditambah uang yang dibayarkan (kalau ada) atau dikapitalisasikan sebesar harga
pasar aktiva baru yang diterima.
5. Diperoleh Dari hadiah
Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi dicatat
sebesar harga pasarnya.
6. Aktiva Yang Dibuat Sendiri
Dalam aktiva yang dibuat sendiri, harga pokok aktiva yang
dibuat lebih rendah dari pada harga beli di luar, selisihnya merupakan
penghematan biaya dan tidak boleh diakui sebagai laba. Tetapi apabila harga
pokok akitva yang dibuat lebih tinggi dari harga beli diluar (dengan kuantitas
yang sama) maka selisih yang ada diperlakukan sebagai kerugian, sehingga aktiva
akan dicatat dengan jumlah sebesar harganya yang normal.
1.3 PENGELOLAAN
AKTIVA TETAP
Dalam pembahasan ini akan mengulas mengenai pengelolaan
aktiva tetap. Seperti yang kita ketahui, aktiva tetap merupakan aset perusahaan
yang perlu dikelola dengan baik sehingga aset tersebut dapat terjaga dan dapat
dimanfaatkan semaksimal dan sebaik mungkin. Adapun pengelolaan aktiva tetap
meliputi : pengadaan aktiva tetap, pemeliharaan aktiva tetap dan pencatatan
depresiasi aktiva.
1.4 PENGADAAN AKTIVA TETAP
Pengadaan aktiva tetap
dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, dimana masing-masing cara tersebut
dapat mempengaruhi penentuan harga perolehan aktiva tetap itu sendiri. Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan diantaranya melalui pembelian aktiva tetap,
membuat sendiri aktiva tetap atau melalui pertukaran aktiva tetap. Berikut
penjelasan mengenai berbagai macam cara perolehan aktiva tetap.
1.
Pengadaan Aktiva Tetap dari Pembelian
Pengadaan
aktiva tetap dapat dilakukan salah satunya melalui pembelian aktiva tetap.
Dimana pembelian aktiva tetap itu sendiri dapat dilakukan dengan dua cara,
yakni :
·
Pembelian Aktiva secara Tunai
·
Pembelian Aktiva secara Kredit Jangka Panjang
Dalam
prosesnya, pembelian aktiva harus diawali dengan permintaan pembelian dari
departemen yang membutuhkan. Selanjutnya bagian pembelian perusahaan akan
melakukan survei terhadap pemasok dan mengajukan pemintaan penawaran harga.
Permintaan penawaran harga ini berguna untuk memastikan bahwa perusahaan
mendapatkan aktiva tetap dengan harga wajar. Permintaan penawaran harga ini
juga berguna untuk meminimalkan peluang tips dari pemasok.
Setelah
menemukan pemasok yang sesuai, bagian pembelian membuat surat order pembelian
kepada pemasok. Selanjutnya pemasok akan mengirim barang yang dipesan. Pada
saat barang datang, departemen pengguna (yang membutuhkan aktiva tetap) dapat
ikut hadir untuk mengecek barang yang datang. Selanjutnya pemasok akan mengirim
tagihan (faktur) ke perusahaan. Faktur tersebut akan dilunasi sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan perusahaan sebelumnya.
2.
Pengadaan Aktiva dari Penerbitan Surat Berharga
Perolehan
aktiva tetap dengan penerbitan surat berharga adalah menerbitkan saham atau
obligasi perusahaan untuk ditukar dengan aktiva tetap. Aktiva tetap
tersebut harus dicatat sebesar harga pasar saham atau obligasi pada saat
pembelian. Nilai saham atau obligasi dicatat seharga nilai pari. Jika harga
pasar lebih besar dari nilai pari, selisihnya dicatat sebagai premium ( agio
saham) dan jika harga pasar lebih rendah dari nilai pari maka selisihnya
dicatat sebagai diskon (disagio saham).
3.
Pengadaan Aktiva Tetap dari Pertukaran
Menurut cara ini, aktiva
diperoleh dengan cara menukarkan aktiva tetap yang kita miliki dengan aktiva
tetap yang dimiliki oleh pihak lain dimana aktiva yang lama digunakan sebagai
pembayar sebagian atau seluruh atas aktiva yang baru. Ada dua macam pertukaran
aktiva tetap, yaitu:
1).
Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis
Pertukaran
aktiva tetap yang tidak sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan
fungsinya berbeda. Biaya dari pos semacam ini, menurut PSAK No. 16 diukur pada
nilai wajar aktiva yang dilepaskan atau yang diperoleh.
2).
Pertukaran aktiva tetap yang sejenis
Suatu aktiva tetap dapat
diperoleh dalam pertukaran atas suatu aktiva yang serupa yang memiliki manfaat
yang serupa dalam bidang usaha yang sama dan memiliki suatu nilai wajar yang
serupa.
4.
Pengadaan Aktiva dari Hadiah atau Donasi
Jika aktiva tetap diperoleh
dengan cara dihadiahkan atau ditemukan sendiri maka aktiva harus dicatat
sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh
pihak atau perusahaan penilai yang independent (appraisal company) dengan
mengkredit akun “modal donasi”.
5.
Pengadaan Aktiva dari Membuat Sendiri
Perusahaan
kadang kala tidak membeli aktiva tetap, melainkan membuatnya sendiri. Misalnya
perusahaan melakukan perluasan gedung pabrik atau bahkan membangun pabrik baru.
Pembangunan seperti ini harus dicatat sebagai aktiva dalam
pembangunan. Harga pokok perolehannya dicatat sebesar berapa banyak biaya
yang dikeluarkan untuk menbangun aktiva tersebut. Hal ini disesuaikan dengan
pernyataan dalam PSAK No. 16 dimana disebutkan bahwa biaya perolehan suatu
aktiva yang dikontruksi sendiri ditentukan menggunakan prinsip yang sama
seperti suatu aktiva yang diperoleh, yaitu meliputi semua biaya yang berkenaan
dengan konstruksi aktiva tersebut hingga siap digunakan.
1.5 FUNGSI YANG
TERKAIT DALAM PENGADAAN AKTIVA TETAP
Fungsi yang terkait dalam
pengadaan aktiva tetap mempunyai peranan penting, dengan adanya fungsi yang
terkait maka prosedur pengadaan aktiva tetap akan berjalan dengan baik. Adapun
fungsi-fungsi yang terkait dalam prosedur pengadaan aktiva tetap adalah sebagai
berikut :
·
Fungsi Pemakai, bertanggung jawab mengajukan usulan investasi aktiva
tetap dan mengajukan surat permintaan otorisasi untuk merealisasikan perolehan
aktiva tetap.
·
Fungsi Riset dan Pengembangan, bertanggung jawab mengajukan usulan
investasi aktiva tetap yang dimanfaatkan bersama oleh lebih dari satu fungsi.
·
Direktur yang Bersangkutan, memberikan persetujuan terhadap usulan
investasi.
·
Direktur Utama, memberikan otorisasi terhadap semua mutasi aktiva tetap.
·
Fungsi Pembelian, bertanggung jawab untuk memilih pemasok dan
menerbitkan surat order pembelian untuk pengadaan aktiva tetap.
·
Fungsi Penerimaan, bertanggung jawab melakukan pemeriksaan terhadap
aktiva tetap yang diterima dari pemasok.
·
Fungsi Akuntansi, betanggung jawab terhadap pembuatan dokumen sumber
(bukti kas keluar dan bukti memorial) untuk pencatatan aktiva tetap.
1.6 KARAKTERISTIK AKTIVA TETAP
Aset Tetap memiliki beberapa
karakteristik, berikut diantaranya:
·
Mempunyai wujud fisik
·
Tidak ditujukan untuk dijual lagi
·
Memiliki nilai yang material, harga aset
tersebut cukup signifikan contohnya tanah, bangunan, mesin dan kendaraan dll.
·
Memiliki masa manfaat ekonomi lebih dari
satu tahun buku dan nilai manfaat ekonominya bisa diukur dengan handal.
·
Aset digunakan dalam aktivitas normal
perusahaan (tidak untuk dijual lagi seperti barang dagang/persediaan atau
investasi) misal, mobil bagi dealer mobil diakui sebagai "persediaan"
bukan aktiva tetap sedangkan bagi perusahaan manufakture mobil diakui sebagai
"Aktiva Tetap" bukan persediaan.
1.7 PENGAKUAN AKTIVA TETAP
Sebuah Entitas bisnis atau perusahaan
mengakui setiap aset sebagai aset tetap jika aset yang dimiliki telah memenuhi
sifat dan karakteristiknya seperti yang telah disebut sebelumnya.
Aset yang berwujud diakui dan
diklasifikasikan kedalam aset tetap jika:
·
Potensi manfaat ekonomi aset akan
dirasakan perusahaan dimasa mendatang. untuk menentukan/menilai suatu aset akan
memberikan manfaat dimasa mendatang, terjadinya manfaat ekonomis aset tersebut
harus dinilai dan dipastikan bahwa entitas usaha akan mendapatkan imbalan
manfaat dan menerima resikonya yang terkait.
·
Biaya perolehan aset yang dikeluarkan
bisa diukur dengan handal, bukti bukti transaksi perolehan aset diperlukan guna
mendukungnya.
Hal yang juga tak kalah penting dalam
pengakuan aktiva tetap adalah perusahaan mempunyai kontrol/kendali atas manfaat
ekonomis yang diharapkan akan diterima dari aset tetap tersebut.
1.8 PENGGOLONGAN
AKTIVA TETAP
Aset
tetap diklasifikasikan (dikelompokkan) karena aset tetap mempunyai sifat dan
karakter yang beda dengan aktiva yang lain. Aset tetap terdiri atas beberapa
jenis barang, jadi perlu dikelompokkan masing masing aktiva tersebut.
pengelompokan aktiva ini berdasarkan
kebijakan Akuntansi pada entitas
bisnis masing masing karena pada umumnya makin banyak aset tetap yang dimiliki
akan makin banyak juga kelompoknya.
Nominal
atau nilai yang relatif signifikan dan jenis serta bentuk aktiva tetap yang
cukup beragam membuat perusahaan harus lebih berhati hati dalam proses
penggolongannya. biasanya, untuk tujuan akuntansi, aktiva tetap digolongkan
seperti ini:
·
Aset Tetap yang umumnya tak terbatas
misalnya tanah untuk letak entitas perusahaan, peternakan dan pertanian.
·
Aset Tetap yang umumnya terbatas, dan
jika asetnya telah habis penggunaannya bisa diganti oleh aset sejenis.
contohnya mesin, peralatan, mebeler dan yang lainnya.
·
Aset Tetap yang umumnya terbatas dan
jika penggunaannya telah habis tidak bisa diganti dengan aset sejenis misal
tambang dan sumber alam yang lain.
Seseorang mengelompokkan aktiva tetap
dari berbagai sudut, antara lain:
[1] Sudut Substansi Aset Tetap
[1] Sudut Substansi Aset Tetap
·
Aset Berwujud (Tangible Assets),
misalnya gedung, mesin, peralatan dll
·
Aset Tidak Berwujud (Intangible Assets),
misalnya hak patent, trademark, goodwill, franchise dll
[2] Aset Tetap Disusutkan atau tidak
disusutkan
·
Aset disusutkan (Depresiasi plant asset)
seperti mesin, bangunan, peralatan, kendaraan dll.
·
Aset tidak disusutkan (Undepreciated
plant asset) seperti tanah
[3] Aset Tetap Berdasarkan Jenisnya
·
Bangunan, gedung yang berdiri
pencatatannya dipisah dari lahan yang menjadi lokasinya
·
Lahan, sebidang tanah kosong ataupun
sudah ada bangunannya, pencatatannya dipisah dengan bangunan.
·
Mesin, didalamnya termasuk peralatan
yang menjadi komponen/bagian dari mesin
·
Kendaraan, semua jenis kendaraan seperti
kendaraan bermotor, alat pengangkut dan yang lainnya
·
Perabot, semua yang merupakan isi dari
gedung. misalnya perabotan kantor, perabotan pabrik,
·
Inventaris, peralatan yang digunakan
sperti inventaris gudang, inventaris kantor dan yang lainnya.
·
Prasarana, seperti jalan akses, pagar,
jembatan dan lain sebagainnya
PEMBAHASAN
2.1 Perancangan
Sistem Informasi Akuntansi
Definisi
perancangan menurut buku yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi adalah
sebagai berikut: Perancangan mencakup
perancangan logis dan perancangan fisik. Kegiatan pokok perancangan logis
adalah melengkapi external level schema dan menerjemahkan persyaratan data para
pemakai program aplikasi ke dalam conceptual level schema. Perancangan fisik
(phisical design) adalah mengubah hasil perancangan konsep kedalam struktur
penyimpanan fisik. (Krismiaji, 2002:144)
Definisi
perancangan menurut buku yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi
adalah sebagai berikut: ”tahap perancangan (design) memiliki tujuan untuk
mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi
perusahaan yang diperoleh dari pemulihan alternatif sistem yang terbaik”.
(Ladjamudin, 2005:39)
Berdasarkan
penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa perancangan adalah suatu
kegiatan yang bertujuan untuk mendesain sistem baru yang terdiri dari input, proses dan output
yang dapat menyelesaikan masalah-masalah dalam perusahaan.
Menurut buku
yang berjudul Sistem Akuntansi, menjelaskan bahwa: ”sistem adalah sekelompok
unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama
untuk mencapai tujuan tertentu.” (Mulyadi, 2001:31). Menurut buku yang berjudul
Analisis dan Desain Sistem Informasi menjelaskan bahwa: “sistem adalah
sekumpulan dari elemen–elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.” (Jogiyanto, 2005:2)
Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sebuah
sistem juga mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan
bahwa hal tersebut bisa dikatakan suatu sistem. Adapun karakteristik
sistem menurut buku Analisa Sistem
Informasi adalah sebagai berikut:
1. Komponen sistem
(components) Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berinteraksi, yang bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen komponen
sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki
sifat-sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi
proses sistem secara keseluruhan.
2. Batasan sistem (boundary) Ruang lingkup sistem merupakan
daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem lainnya atau sistem dengan
lingkungan luarnya.Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang
sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
3. Lingkungan luar sistem
(environment) Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem
yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut dengan lingkungan luar
sistem.
4. Penghubung sistem (interface) Sebagai media yang
menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut dengan penghubung
sistem atau interface.
5. Masukan sistem (input) Energi yang dimasukan ke dalam
sistem disebut masukan system, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance
input) dan sinyal (Signal input).
6. Keluaran sistem
(output) Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran
yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain.
7. Pengolah sistem
(process) Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan
menjadi keluaran.
8. Sasaran sistem
(objective) Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat
deterministic.Kalo suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem
tidak ada gunanya.Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan
yang telah direncanakan. (Sutabri, 2004:12) .
Definisi
informasi menurut buku yang berjudul Analisa Sistem Informasi adalah sebagai
berikut: “informasi merupakan proses lebih lanjut dari data yang sudah memiliki
nilai tambah.” (Sutabri, 2004:17), definisi informasi menurut buku yang
berjudul Analisis &Desain adalah sebagai berikut: “informasi adalah data
yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
menerimanya.” (Jogiyanto, 2005:8). Berdasarkan definisi di atas, penulis dapat
menyimpulkan bahwa informasi adalah proses lebih lanjut dari data yang memiliki
nilai tambah menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi pemakainya.
kualitas Informasi menurut buku yang berjudul Analisis dan Desain, adalah
sebagai berikut:
1. Akurat Informasi
harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa atau menyesatkan.
2. Tepat pada waktunya Informasi yang datang pada penerima
tidak boleh terlambat.
3. Relevan Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk
pemakainya.(Jogiyanto, 2005:10)
Menurut buku yang berjudul Sistem Informasi Sektor Publik,
menjelaskan bahwa:
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam
bentuk siap pakai atau yang harus dibangun terlebih dahulu, yang digunakan
dalam operasi entitas pemerintah, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka
kegiatan normal entitas pemerintah, dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun.(Bastian, 2002:55)
Menurut buku yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi Konsep
dan Pengembangan Berbasis Komputer mendefinisikan sistem informasi akuntansi
sebagai berikut:
Sistem informasi akuntansi dapat didefinisikan sebagai
kumpulan (integrasi)dari sub-sub sistem/komponen baik fisik maupun nonfisik
yang saling berhubungan dan bekerjasama satu sama lain secara harmonis untuk
mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi
informasi keuangan.(Susanto, 2004:82)
Berdasarkan definisi buku yang berjudul Sistem Akuntansi, menjelaskan
bahwa:
Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud,
mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun dan diperoleh perusahaan untuk
melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali.(Mulyadi,
2001:591) Berdasarkan dari pengertian yang telah diuraikan sebelumnya, maka
dapat disimpulkan perancangan sistem informasi akuntansi aktiva tetap adalah
alternative rancangan sistem informasi yang memproses data dan transaksi guna
menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan
mengoperasikan bisnis aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen.
Perancangan terdiri dari perancangan logis adalah melengkapi
eksternal level schema dan menterjemahkan persyaratan data para pemakai dan
program aplikasi ke dalam conceptual level schema sedangkan perancangan fisik
adalah mengubah hasil rancangan konsep ke dalam struktur penyimpanan
fisik.(Krismiaji, 2002:144)
2.2 Dokumen
Akuntansi Aktiva Tetap
Menurut
Mulyadi (2001: 3) formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam
terjadinya transaksi. formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena
dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam
(didokumentasikan) di atas secarik kertas. Formulir sering pula disebut dengan
istilah media, karena formulir merupakan media untuk mencatat peristiwa yang
terjadi dalam organisasi ke dalam catatan.
Dokumen yang digunakan untuk merekam data transaksi yang mengubah harga
pokok aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap yang
bersangkutan. (Mulyadi, 2001: 600)
1. Surat Permintaan Otorisasi investasi (Expenditure
Authorization Request atau Authorization For Expenditure) Karena investasi
dalam aktiva tetap meliputi jumlah rupiah yang relatif besar dan mencakup
keterikatan dana dalam jangka waktu yang relatif panjang, maka pengendalian
aktiva tetap dilakukan melalui perencanaan yang matang. Perencanaan pengeluaran
investasi dalam aktiva tetap dimulai dengan diajukannya usulan investasi kepada
manajemen puncak. Dokumen yang digunakan untuk meminta persetujuan pelaksanaan investasi dalam aktiva tetap
disebut surat permintaan otorisasi investasi.
2. Surat Permintaan Reparasi (Authorization For Repair)
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah dilakukannya reparasi
yang merupakan pengeluaran modal.
3. Surat Permintaan Transfer Aktiva Tetap
Dokumen ini berfungsi sebagai dokumen permintaan dan
pemberian otorisasi transfer aktiva tetap.
4. Surat Permintaan Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap
Dokumen ini digunakan sebagai permintaan dan pemberian
otorisasi penghentian pemakaian aktiva tetap.
5. Surat Perintah Kerja (Work Order)
Dokumen ini memiliki dua fungsi yaitu sebagai perintah
dilaksanakannya pekerjaan tertentu mengenai aktiva tetap dan sebagai catatan
yang dipakai untuk mengumpulkan biaya pembuatan aktiva tetap. Dokumen ini
digunakan sebagai perintah kerja pemasangan aktiva tetap yang dibeli,
pembongkaran aktiva tetap yang dihentikan pemakaianya.
6. Surat Order Pembelian
Dokumen ini diterbitkan oleh fungsi pembelian yang merupakan
surat untuk memesan aktiva tetap kepada pemasok. Untuk pembelian aktiva tetap
yang melibatkan jumlah investasi yang besar umumnya penilaian pemasok dilakukan
melalui proses tender terbuka.
7. Laporan Penerimaan Barang
Dokumen ini diterbitkan oleh fungsi penerimaan setelah fungsi
inimelakukan pemeriksaan kuantitas, mutu dan spesifikasi aktiva tetap yang
diterima dari pemasok.
8. Faktur Dari Pemasok
Dokumen ini merupakan tagihan dari pemasok untuk aktiva tetap
yang dibeli.
9. Bukti Kas Keluar
Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran kas yang dibuat
oleh fungsi akuntansi setelah dokumen surat permintaan otorisasi investasi,
surat order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari pemasok
diterima dan diperiksa oleh fungsi tersebut.
10. Daftar Depresiasi Aktiva Tetap
Daftar ini berisi jumlah biaya depresiasi aktiva tetap yang
dibebankan dalam periode akuntansi tertentu. Dokumen ini merupakan dasar untuk
pembuatan bukti memorial untuk pencatatan biaya depresiasi yang dibebankan
dalam periode akuntansi tertentu.
11. Bukti Memorial
Dokumen ini digunakan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan
transaksi depresiasi aktiva tetap, harga pokok aktiva tetap yang telah selesai
dibangun, pemberhentian pemakaian aktiva tetap dan pengeluaran modal.
2.3 Catatan
Akuntansi Aktiva Tetap Yang Di Gunakan
Catatan akuntansi
merupakan salah satu unsur dari suatu sistem akuntansi pokok yang terdiri dari
jurnal, buku besar dan buku pembantu. (Mulyadi, 2001: 3) Catatan akuntansi yang digunakan untuk
mencatat transaksi harga pokok aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva
tetap. (Mulyadi, 2001: 608)
1. Kartu Aktiva Tetap
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang digunakan
untukmencatat secara rinci segala data yang bersangkutan dengan aktiva tetap
tertentu.
2. Jurnal Umum
Jurnal umum ini digunakan untuk mencatat transaksi harga
pokok aktiva tetap yang telah selesai dibangun, biaya-biaya untuk pemasangan
dan pembongkaran aktiva tetap, penghentian pemakaian aktiva tetap dan
depresiasi aktiva tetap.
3. Register Bukti Kas Keluar
Jurnal ini digunakan untuk mencatat transaksi pembelian
aktiva tetap dan pengeluaran modal yang berupa pengeluaran kas.
Fungsi Yang Terkait Dalam Akuntansi Aktiva Tetap Fungsi yang terkait dalam transaksi yang
mengugah harga pokok aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap (Mulyadi,
2001: 610-611) adalah:
1. Fungsi pemakai
Dalam sistem akuntansi aktiva tetap, fungsi pemakai
bertanggungjawab mengajukan usulan investasi dalam aktiva tetap dan mengajukan
surat permintaan otorisasi investasi untuk merealisasikan perolehan aktiva
tetap seperti yang tercantum dalam anggaran investasi yang telah disetujui oleh
rapat umum pemegang saham. Unit organisasi pemakai aktiva tetap berfungsi
mengelola pemakaian aktiva tetap.
2. Fungsi Riset dan Pengembangan
Fungsi ini bertanggungjawab mengajukan usulan investasi
aktiva tetap yang dimanfaatkan bersama oleh lebih dari satu fungsi. Di samping
itu, fungsi ini bertanggungjawab melakukan studi kelayakan setiap usulan
investasi dari berbagai fungsi lain dalam perusahaan.
3. Direktur Yang Bersangkutan
Pejabat ini berfungsi memberikan persetujuan terhadap usulan
investasi dan surat permintaan otorisasi reparasi yang diajukan oleh unit
organisasi yang ada di bawah
wewenangnya.
4. Direktur Utama
Pejabat ini yang memberikan otorisasi terhadap semua mutasi
aktiva tetap. Otorisasi ini icantumkan dalam formulir surat permintaan
otorisasi investasi dan surat permintaan otorisasi reparasi.
5. Fungsi Pembelian
Fungsi ini bertanggungjawab memilih pemasok dan menerbitkan
surat order pembelian untuk pengadaan aktiva tetap.
6. Fungsi Penerimaan
Fungsi ini bertanggungjawab melakukan pemerikasaan terhadap
aktiva tetap yang diterima dari pemasok. Hasil pemeriksaan terhadap aktiva
tetap tersebut dicantumkan dalam laporan penerimaan barang.
7. Fungsi Aktiva Tetap
Fungsi ini bertanggungjawab atas pengelolaan aktiva tetap
perusahaan. Fungsi ini memiliki wewenang dalam penempatan, pemindahan dan
penghentian pemakaian aktiva tetap.
8. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggungjawab dalam pembuatan dokumen sumber (bukti
kas keluar dan bukti memorial) untuk pencatatan mutasi aktiva tetap dan
penyelenggaraan buku pembantu aktiva tetap. Di samping itu, fungsi akuntansi
bertanggungjawab atas penyelenggaraan jurnal yang bersangkutan dengan aktiva
tetap (register bukti kas keluar dan bukti memorial).
2.4 PENGELOLAAN
AKTIVA TETAP
2.4 Pemeliharaan Aktiva
Tetap
Ada kalanya aktiva tetap
yang dimiliki perusahaan perlu perawatan untuk memastikan bahwa aktiva tetap
tersebut dapat beroperasi secara optimal. Menurut akuntansi biaya pemeliharaan
semacam ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu biaya yang tidak menambah
umur aktiva dan biaya yang dapat menambah umur aktiva tetap. Pengelompokan ini
akan berdampak pada perlakuan terhadap pengeluaran tersebut. Biaya yang tidak
menambah umur aktiva akan dicatat sebagai biaya pada periode pengeluaran
tersebut terjadi, sedangkan biaya yang menambah umur aktiva akan dikapitalisasi
(dicatat sebagai penambah nilai aktiva). Selanjutnya, nilai yang dikapitalisasi
tersebut akan memperbesar nilai aktiva dan akan didepresiasi sampai umur aktiva
tersebut habis.
Pada
dasarnya, memisahkan biaya pemeliharaan semacam ini tidaklah mudah, mengingat
perawatan rutin tidak akan menambah umur manfaat aktiva, tapi jika tidak
dirawat maka akan memperpendek umur aktiva, sebagai contoh perawatan mobil.
Adapun kegiatan-kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan pemeliharaan aktiva
tetap adalah sebagai berikut :
1. Pemeliharaan (maintenance)
Pemeliharan atau
maintenance merupakan tindakan atau aktivitas yang ditujukan hanya untuk
membuat suatu aktiva tetap berfungsi sebagaimana mestinya, dan pengeluaran yang
timbul hendaknya dibebankan (dijadikan biaya) pada periode yang sama.
2. Perbaikan (repairment)
Perbaikan atau repairment
diperhitungkan sebagai aktivitas yang lebih besar dibandingkan dengan
pemeliharaan. Dikatakan perbaikan apabila; untuk membuat aktiva tersebut
berfungsi sebagaimana mestinya diperlukan tindakan pemulihan kondisi atas
bagian atau sparepart atau komponen yang mengalami penurunan fungsi, akan
tetapi belum diperlukan suatu penggantian.
3. Penggantian Komponen
(replacement)
Istilah penggantian
komponen (replacement) jelas artinya. Ditandai dengan adanya penggantian atas
satu komponen atau lebih dari suatu aktiva tetap.
4. Peningkatan Kapasitas
(up-grading)
Pada fase pertumbuhan
perusahaan, biasanya disertai dengan peningkatan produksi, sebagai
konsekuensinya, tidak jarang perusahaan harus melakukan upgrade (peningkatan
kapasitas) terhadap aktiva tetap yang digunakan (entah itu mesin, peralatan
bahkan gedungnya). Atas suatu up grading, tentu akan memicu adanya
pengeluaran-pengeluaran yang biasanya cukup material.
5. Turun Mesin (over haul)
Istilah turun mesin atau
overhaul terjadi pada aktiva tetap yang bekerjanya menggunakan mesin. Misalnya;
kendaraan, mesin produksi, peralatan produksi. Dikatakan mengalami turun mesin
apabila untuk membuatnya berfungsi lebih baik, diperlukan tindakan pembongkaran
terhadap hampir seluruh komponen atau komponen utama dari aktiva tersebut,
untuk kemudian dilakukan pemasangan kembali. Pada proses turun mesin hampir
pasti akan terjadi sekaligus tindakan pemeliharaan, perbaikan, penggantian
komponen. Turun mesin biasanya terjadi disaat-saat aktiva tersebut mengalami
penurunan fungsi (kapasitas) yang sangat signifikan akibat penggunaan yang
sudah relatif lama. Aktifitas turun mesin sudah pasti akan membuat umur
ekonomis aktiva tersebut menjadi bertambah. Untuk itu, pengeluaran-pengeluaran
yang timbul hendaknya dikapitalisasi.
Seperti
yang telah dipelajari diatas, mengenai pemisahan biaya pemeliharaan yang akan dibebankan
pada periode terjadinya atau dikapitalisasi, berikut ini faktor-faktor lain
yang perlu dipertimbangkan untuk mendeterminasi apakah suatu pengeluaran dalam
masa penggunaan aktiva dibebankan atau dikapitalisasi.
1. Tingkat Keseringan
Jika jenis pengeluaran
tersebut sering terjadi dan sifatnya rutin (repetitive), maka sebaiknya
pengeluaran tersebut dibiayakan, begitu pula sebaliknya.
2. Materialitas
Jika pengeluaran tersebut
sifatnya material, maka sebaiknya dikapitalisasi, jika tidak maka dibebankan
(silahkan diukur dengan membandingkan antara pengeluaran yang terjadi dengan
harga perolehan aktiva).
3. Lama Manfaat
Jika pengeluaran tersebut
diperkirakan akan memberikan manfaat lebih dari satu tahun buku, maka sebaiknya
dikapitalisasi, jika hanya satu tahun buku atau kurang, sebaiknya dibebankan
diperiode yang sama.
4. Pengaruhnya terhadap Umur
Ekonomis atau Kapasitas
Jika pengeluaran tersebut
diperkirakan akan menambah umur ekonomis atau meningkatkan kapasitas,maka
sebaiknya di kapitalisasi, demikian sebaliknya.
2.5 Fungsi yang Terkait Dalam Pemeliharaan Aktiva Tetap
·
Fungsi Pemakai, berfungsi mengelola pemakaian aktiva tetap.
·
Direktur yang bersangkutan, berfungsi memberikan persetujuan terhadap
surat permintaan otorisasi reparasi yang diajukan oleh unit organisasi yang
berada di bawah wewenangnya.
·
Fungsi Aktiva Tetap, bertanggung jawab atas pengelolaan aktiva tetap
perusahaan.
·
Fungsi Akuntansi, betanggung jawab terhadap pembuatan dokumen
sumber (bukti kas keluar dan bukti memorial) untuk pencatatan aktiva tetap.
2.6 Dokumen yang Digunakan Dalam Pemeliharaan Aktiva Tetap
·
Bukti Pengeluaran Kas, merupakan dokumen yang digunakan jika pengeluaran
biaya pemeliharaan cukup besar.
·
Dokumen dalam Siklus Kas Kecil, digunakan untuk
biaya pemeliharan yang tidak terlalu besar.
·
Daftar Aktiva Tetap, digunakan untuk mencatat
pengeluaran yang dikapitalisasi, sehingga menambah nilai aktiva tetap.
·
Blanko Cek Fisik Aktiva Tetap, digunakan untuk
pengecekan aktiva tetap.
2.7 DEPRESIASI
AKTIVA TETAP
2.7 Pengertian Depresiasi
Di
samping pengeluaran dalam masa penggunaannya, masalah penyusutan atau
depresiasi merupakan masalah yang penting selama masa penggunaan aktiva tetap.
Yang dimaksud dengan penyusutan atau depresiasi menurut Akuntansi Perpajakan
terapan adalah sebagai berikut :
“Proses alokasi
sebagian harga perolehan aktiva menjadi biaya (cost allocation),
sehingga biaya tersebut mengurangi laba usaha” (Prabowo, Yusdianto, Op.cit, Hal
22)
Pengertian
penyusutan ini tidak sama seperti pengertian dalam ekonomi perusahaan yang
menekankan bahwa penyusutan itu merupakan cadangan untuk pembelian aktiva tetap
baru setelah aktiva tetap yang lama tidak dipakai lagi.
Menurut
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 17 paragraf 2 tentang
Akuntansi Penyusutan menyatakan bahwa:
“Penyusutan adalah alokasi
jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang
diestimasi, penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan kependapatan baik
secara langsung maupun tidak langsung”. (Ikatan Akuntan Indonesia, Op.cit, No
17 Paragraf 2)
Jadi
dapat disimpulkan penyusutan atau depresiasi merupakan pengalokasian harga
perolehan aktiva tetap selama umur ekonomis aktiva tersebut. Umur ekonomis
adalah berapa lama aktiva tersebut bermanfaat bagi perusahaan secara efisien,
jadi umur ekonomis tidak sama dengan umur aktiva.
Tujuan
dari penyusutan adalah untuk menyajikan informasi tentang penyusutan yang
dilaporkan sebagai alokasi biaya yang diharapkan dapat berguna bagi para
pemakai laporan keuangan. Informasi tentang penyusutan merupakan hal yang cukup
penting bagi pemakai laporan keuangan, terutama dalam kaitannya earning power,
yaitu mengenai:
·
Proses perbandingan beban terhadap pendapatan untuk menghitung laba
periodik.
·
Tingkat keefektifan manajemen dalam menggunakan sumber daya.
2.8
Karakteristik Aktiva Tetap yang Dapat Disusutkan
·
Digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi.
·
Memiliki suatu masa manfaat yang terbatas.
·
Dimiliki oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi
atau memasok barang atau jasa, untuk disewakan, atau tujuan administrasi.
·
Nilainya menurun secara bertahap.
Beberapa aktiva yang tidak
dapat disusutkan karena nilainya tidak menurun adalah tanah, aktiva pendanaan,
barang dagangan, dan persediaan.
2.9 Faktor-Faktor
yang Terlibat dalam Proses Penyusutan
2.9 Dasar Penyusutan Aktiva
Dasar
yang ditetapkan untuk penyusutan merupakan fungsi dari dua faktor, biaya awal
dan nilai sisa atau pelepasan. Biaya awal atau baiya historis adalah semua
biaya yang diukur oleh kas atau harga ekuivalen kas untuk memperoleh aktiva dan
membawanya ke lokasi serta kondisi yang diperlukan untuk tujuan penggunaannya.
Nilai sisa (salvage value) adalah estimasi jumlah yang akan diterima pada saat
aktiva itu dijual atau ditarik dari penggunaannya. Nilai sisa merupakan jumlah
dimana nilai aktiva harus diturunkan nilainya atau disusutkan selama masa
manfaatnya. Sebagai gambaran jika aktiva memiliki biaya Rp. 10.000.000,- dan
nilai sisa sebesar Rp. 1.000.000,- , maka dasar penyusutannya adalah Rp.
9.000.000,-
Dari
sudut pandang praktis, nilai sisa sering kali dianggap nol. Akan tetapi
beberapa aktiva jangka panjang memiliki nilai sisa yang substansial.
3.1 Estimasi Umur Pelayanan atau Manfaat
Umur
pelayanan atau manfaat suatu aktiva sering kali tidak sama dengan umur
fisiknya. Sebuah mesin secara fisik mungkin dapat memproduksi sejumlah produk
tertentu selama beberapa tahun melebihi umur pelayanannya. Tetapi sebuah
perusahaan mungkin tidak menggunakan mesin selama seluruh tahun itu karena
biaya pembuatan produk dalam tahun-tahun terakhir mungkin terlalu tinggi.
Dalam
banyak kasus, perusahaan mengestimasi masa manfaat aktiva berdasarkan
pengalaman masa lalu perusahaan dengan aktiva yang sama atau sejenis.
Menurut
Zaki Baridwan hal-hal yang menyebabkan terbatasnya masa penggunaan aktiva tetap
tersebut dikelompokan menjadi dua yakni faktor fisik dan faktor fungsional.
Adanya faktor-faktor fisik yang mengurangi atau bahkan tidak dipergunakan lagi,
yang disebabkan karena:
·
Aus karena dipakai - Oleh karena pemakaian aktiva tetap dalam proses produksi tidak
hanya sekali saja, tetapi berlangsung terus menerus secara kontiyu
mengakibatkan kapasitas dan produktivitas yang dimiliki aktiva itu akan semakin
berkurang nilainya sehingga kualitas dan kuantitas yang dihasilkan dalam proses
produksi semakin berkurang pula hasilnya.
·
Aus karena umur - Setiap aktiva dapat aus seiring dengan perjalanan waktu.
Sekalipun aktiva tetap ini belum pernah dipakai, namun dengan adanya faktor
kimia yang diakibatkan oleh pengaruh alam seperti hujan, panas dan udara
terhadap aktiva tersebut akan menyebabkan kerusakan dan mungkin tidak efisien
untuk dipergunakan lagi.
·
Kerusakan-kerusakan - Kerusakan suatu aktiva dapat disebabkan oleh kurang hati-hati
atau kurang tepat dalam cara pengguanaan aktiva tetap, juga yang disebabkan
oleh bencana seperti; gempa bumi, banjir atau kebakaran yang tidak sepenuhnya
dapat dipergunakan kembali atau bahkan aktiva tetap itu tidak dapat
dipergunakan sama sekali.
Adapun
faktor lain, selain faktor fisik yang menyebabkan perlunya diadakan penyusutan
adalah faktor fungsional yang juga dapat mengurangi atau mengakibatkan suatu
aktiva tetap tidak dapat dipergunakan lagi, yaitu:
·
Ketidaklayakan - Dengan meningkatkan daya beli konsumen yang melampui
kemampuan alat produksi yang tersedia akan mengakibatkan alat-alat produksi
yang tersedia secara teknis masih dapat dipergunakan, tetapi secara ekonomis
telah menunjukkan kemunduran, karena tidak lagi memenuhi syarat-syarat yang
menunjang skala ekonomis. Oleh karena itu, untuk memenuhi permintaan konsumen
perlu adanya penggantian alat-alat produksi baru yang mempunyai kapasitas
produksi lebih besar dibanding alat-alat lama.
·
Keusangan - Kemajuan dan pembaharuan teknis yang terus
menerus membawa akibat alat-alat produksi yang lama secara ekonomis dianggap
sudah kuno. Perbaikan dan pembaharuan teknis yang datang terus menerus
dengan cepat dapat mengakibatkan daya guna ekonomis alat-alat produksi lama
akan semakin berkurang atau secara ekonomis tidak dapat dipergunakan lagi dan
perlu di ganti dengan peralatan yang baru.
·
Penghentian permintaan - Suatu alat produksi tidak akan mempunyai nilai
karena hasil produksinya tidak dapat dipertahankan lagi di pasaran. Ini
disebabkan karena perubahan selera atau kebutuhan konsumen yang semakin
beragam. Barang-barang hasil produksi tersebut dianggap kuno oleh konsumen,
sehingga tidak dapat diandalkan lagi untuk merebutkan pangsa pasar.
METODE DEPRESIASI AKTIVA TETAP
3.1 Metode
Depresiasi Aktiva Tetap
1. Metode Aktivitas (Activity Method)
Metode
aktivitas (activity method) juga disebut pendekatan beban variabel atau
pendekatan unit produksi, mengasumsikan bahwa penyusutan adalah fungsi dari
penggunaan atau produktivitas dan bukan dari berlalunya waktu. Umur aktiva ini
dinyatakan dalam istilah keluaran (output) yang disediakan (unit-unit yang
diproduksi), atau masukan (input) seperti jumlah jam kerja. Secara konseptual
asosiasi biaya yang tepat ditetapkan dalam istilah output bukan jam yang
digunakan tetapi sering kali output ini sulit diukur. Dalam kasus seperti ini,
ukuran input seperti jam mesin adalah metode yang lebih tepat dalam mengukur
jumlah beban penyusutan selama periode akuntansi tertentu.
2. Metode Garis Lurus (Straight Line
Method)
Metode garis
lurus (straight line method) adalah metode depresiasi dimana depresiasi berupa
bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang ditetapkan bagi aktiva
tersebut. Metode garis lurus mempertimbangkan penyusutan sebagai fungsi dari
waktu, bukan fungsi dari penggunaan. Metode ini telah digunakan secara luas
dalam praktek karena kemudahannya. Prosedur garis lurus secara konseptual
sering kali juga merupakan prosedur penyusutan yang paling sesuai. Apabila
keusangan bertahap merupakan alasan utama atas terbatasnya umur pelayanan, maka
umur kegunaannya akan konstan dari periode ke periode.
3. Metode Beban Menurun (Decreasing Charge
Method)
Metode beban
menurun (decreasing charge method) menyediakan biaya penyusutan yang lebih
tinggi pada tahun awal dan beban yang lebih rendah pada periode mendatang.
Karena metode ini memperbolehkan pembebanan yang lebih tinggi pada tahun-tahun
awal dibanding metode garis lurus, maka sering disebut metode penyusutan
dipercepat. Ada dua metode dari metode beban menurun, dimana secara umum satu
dari kedua metode tersebut digunakan, yakni :
·
Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the
years digits method)
Metode jumlah angka tahun
menghasilkan beban penyusutan yang menurun berdasarkan pecahan yang menurun
dari biaya yang dapat disusutkan (biaya awal dikurangi nilai sisa). Setiap
pecahan menggunakan jumlah angka tahun sebagai penyebut, sedangkan pembilang
adalah jumlah tahun estimasi umur yang tersisa pada awal tahun. Dalam metode
ini pembilang menurun dari tahun ke tahun dan penyebut tetap konstan. Pada
akhir masa manfaat aktiva saldo yang tersisa harus sama dengan nilai sisa.
·
Metode Saldo Menurun (Declining balance
method)
Metode saldo menurun adalah metode
penyusutan dimana penyusutan berupa bagian-bagian yang menurun dengan
menggunakan tarif penyusutan (diekspresikan sebagai persentase). Tidak seperti
metode lainnya, dalam metode saldo menurun nilai sisa tidak dikurangkan dalam
menghitung dasar penyusutan. Tarif saldo menurun dikalikan dengan nilai buku
aktiva pada awal setiap periode. Karena nilai buku aktiva dikurangi setiap
periode dengan beban penyusutan, maka tarif saldo menurun yang konstan
diaplikasikan pada nilai buku yang terus menurun yang menghasilkan beban
penyusutan yang semakin rendah setiap tahunnya. Proses ini terus berlangsung
hingga nilai buku aktiva berkurang mencapai estimasi nilai sisanya, dimana pada
saat tersebut penyusutan akan dihentikan.
4. Metode Penyusutan Khusus
Terkadang
perusahaan menggunakan penyusutan khusus karena aktiva yang terlibat memiliki
karakteristik yang unik, atau sifat industrinya mengharuskan penerapan metode
penyusutan khusus. Ada dua metode penyusutan khusus, yakni : Metode Kelompok
dan Metode Gabungan. Beberapa akun aktiva sering kali disusutkan dengan
menggunakan satu tarif. Terdapat dua metode penyusutan untuk bebrapa akun
aktiva yang digunkan yaitu : metode kelompok dan metode gabungan, pemilihan
metode bergantung pada jenis aktiva yang terlibat.
Metode
kelompok (group method) sering digunakan apabila aktiva bersangkutan cukup
homogen dan memiliki umur manfaat yang hampir sama. Pendekatan gabungan
(composite approach) digunakan apabila aktiva bersifat heterogen dan memiliki
umur manfaat yang berbeda. Metode perhitungan untuk kelompok maupun gabungan
pada dasarnya sama yaitu menentukan rata-rata dan menyusutkannya atas dasar
rata-rata tersebut.
3.2 Fungsi yang Terkait
dalam Penyusutan Aktiva Tetap
·
Fungsi Aktiva
Tetap, bertanggung jawab atas pengelolaan dan memiliki wewenang dalam penempatan,
pemindahan dan penghentian pemakaian aktiva tetap.
·
Fungsi
Akuntansi, bertanggung jawab atas pencatatan depresiasi atau penyusutan aktiva
tetap.
3.3 Dokumen yang Digunakan
dalam Penyusutan Aktiva Tetap
·
Daftar
Perhitungan Depresiasi Aktiva Tetap, daftar ini berisi perhitungan biaya
depresiasi yang dibebankan dalam periode akuntansi tertentu, dan dapat dijadika
sebagai lampiran dari blanko jurnal umum.
·
Blanko Jurnal
Umum, digunakan untuk merekam transaksi depresiasi.
3.4 Resiko dan
Pengendalian Dalam Pengelolaan Aktiva
Sistem informasi aktiva tetap
dibangun dengan tujuan untuk :
·
Memudahkan
perusahaan melacak aktiva tetap yang saat ini dimiliki perusahaan.
·
Memudahkan
perusahaan untuk menghitung beban depresiasi.
·
Memudahkan
perusahaan untuk merekam transaksi yang terkait dengan aktiva tetap.
·
Memastikan
bahwa perusahaan merekam harga perolehan yang benar pada saat pembelian aktiva
tetap atau pada saat membuat atau membangun sendiri aktiva tetap.
Adapun resiko dalam pengelolaan
aktiva tetap antara lain :
·
Data yang tidak valid.
·
Kesalahan
dalam mencatat harga perolehan aktiva tetap (apalagi jika perusahaan membuat
sendiri aktiva tetap).
·
Kerusakan data.
Pengendalian
yang dapat diterapkan dalam siklus aktiva tetap untuk meminimalkan resiko
tersebut diatas adalah :
·
Semua pembelian aktiva tetap (termasuk
pembelian bahan baku untuk membuat sendiri aktiva tetap) hanya boleh dilakukan
apabila diawali dengan Surat Permintaan Pembelian yang bernomor urut tercetak.
Hal ini membantu akuntan untuk memastikan bahwa tidak ada pembelian aktiva
tetap atau surat permintaan pembelian yang terlewat tidak tercatat.
·
Surat Permintaan Pembeian harus diisi
lengkap, terutama kolom tujuan pembelian harus diisi. Selain itu, untuk tujuan
pembelian yang berbeda harus dibuatkan Surat Permintaan Pembelian tersendiri.
·
Setiap aktiva tetap perusahaan harus
ditempeli kode aktiva tetap sesuai dengan kode yang tercatat dalam tabel daftar
aktiva tetap.
·
Melakukan pengecekan fisik terhadap
aktiva tetap secara berkala.
·
Jika perusahaan menggunakan komputer
dalam merekam data keuangan perusahaan, maka perusahaan perlu memback up data
secara rutin.
·
Jika perusahaan menggunakan komputer
dalam merekam data keuangan, maka perusahaan dapat menetapkan password untuk
karyawan yang berwenang mengakses data.
·
Untuk meminimalkan virus, perusahaan
perlu menetapkan aturan bahwa komputer kantor hanya boleh digunakan untuk
keperluan kantor.
3.5 INFORMASI YANG
DIHASILKAN DALAM PENGELOLAAN AKTIVA TETAP
Salah satu tujuan
dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi yang relevan dan tepat
waktu. Sistem informasi aktiva tetap diharapkan dapat menghasilkan informasi
berupa :
·
Daftar Aktiva
Tetap yang Dimiliki Perusahaan, informasi ini berguna untuk memastikan kelengkapan
aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Jika tidak memiliki daftar aktiva tetap,
perusahaan tidak dapat melakukan pengecekan secara fisik atas aktiva
perusahaan.
·
Total Beban Depresiasi setiap Bulan,
informasi ini berguna bagi perusahaan untuk menghitung laba rugi bulanan.
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Setelah kita mengupas beberapa masalah seputar aktiva
tetap berwujud dan tidak berwujud, dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap
berwujud adalahaktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang
digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Seperti, mesin,
peralatan, tanah, dan lain-lain. Sedangkan aktiva tetap tidak berwujud adalah
aktiva tetap perusahaan yang secara fisik tidak dapat dinyatakan,
tetapi berpengaruh terhadap kontinuitas perusahaan, seperti hak paten, merk
dagang, hak cipta, dan lain-lain.
Adapun
perbedaan yang menonjol dari keduanya antara lain :
1. Bentuk nyata atau bentuk fisik
2. Nilai aktiva
3. Usia atau umur
aktiva
4.2 SARAN
Setelah disusunnya makalah mengenai aktiva tetap
berwujud dan tidak berwujud, diharapkan dapat menambah wawasan pembaca
khususnya dimata kuliah pengantar akuntansi. Begitu juga alangkah baiknya
apabila kita mencari sumber referensi lebih banyak dari berbagai sumber
sehingga ilmu dan wawasan yang kita dapatkan semakin luas.
DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Al. Haryono.1993. Dasar-Dasar
Akuntansi 2. Edisi 4.Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE
YKPN.
Hendriksen, S. Eldon.,dan
Nugroho W. Teori Akuntansi. Edisi 4.Jakarta: Erlangga.
Tuanakotta, M. Theodorus. Teori
Akuntansi 2. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
PSAK No. 19 Aktiva Tak
Berwujud.pdf
ED-PSAK No. 19 Revisi 2009
Aset Tidak Berwujud.pdf
AKUNTANSI.pdf
Makasih atas informasinya,ini sangat membantu saya dalam belajar. Saya izin copy buat tugas sekolah saya.
BalasHapus