Siklus Produksi Pesanan

Siklus Produksi Pesanan



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang begitu pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien untuk mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang sangat penting untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Informasi yang berkualitas yaitu informasi yang akurat, relevan dan tepet waktu sehingga keputusan yang tepat dapat dibuat yang disesuaikan dengan system informasi yang diterapkan di masing-masing perusahaan. Dengan demikian, pengelolaan system informasi merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan.Oleh karena bentuk operasional perusahaan yang beragam, maka sasaran sistem informasi akuntansi juga beragam bentuknya. Misalnya suatu perusahaan manufaktur akan memerlukan sistem informasi akuntansi yang dapat menghasilkan informasi biaya produksi dan besarnya harga jual produk, jenis produk, kuntitas dan kualitas produk, persediaan serta biaya-biaya yang berhubungan dengan produk misal biaya pembelian bahan, biaya transportasi pengantaran, dan sebagainya.
Salah satu bagian penting dalam system informasi akuntansi adalah pada aktivitas pembelian dan persediaan barang perusahaan. Sistem informasi persediaan akan mencatat setiap pergerakan mutasi persediaan mulai dari pengadaan persediaan sampai dengan distribusi persediaan. Dengan demikian system akuntansi persedian akan menjamin bahwa catatan akuntansi perusahaan akan menunjukkan secara akurat setiap mutasi persediaan.
Salah satu penyebab terjadinya kekacauan-kekacauan dalam prosedur akuntansi  adalah lemahnya pengendalian intern pada sistem dan prosedur yang mengatur suatu transaksi. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka setiap perusahaan perlu menyusun suatu sistem dan prosedur yang dapat menciptakan pengendalian intern yang baik dalam mengatur pelaksanaan transaksi perusahaan.
Lingkup (scope) sistem informasi akuntansi adalah memberikan informasi untuk tujuan akuntansi yaitu tujuan eksternal yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh otoritas dan tujuan internal untuk tujuan pengambilan keputusan manajemen.Menurut Bodnard dan Hopwood (2000:23) sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi.Menurut Baridwan (1996:4) sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa dan komunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan kepada pihak-pihak luar (seperti inspeksi pajak, investor dan kreditur ) dan pihak-pihak dalam (terutama manajemen ). Untuk tujuan eksternal biasanya didasarkan pada standar yang ditetapkan oleh otoritas. Misal penyajian laporan keuangan untuk publik, sehingga dibutuhkan sistem informasi akuntansi keuangan.
Sebaliknya manajemen sering pula membutuhkan informasi akuntansi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan untuk tujuan tertentu, sehingga dibutuhkan suatu sistem informasi akuntansi manajerial.Dalam pembahasan ini akan di bahas tentang siklus produksi serta persediaan dalam sistem informasi akuntansi untuk mencatat kegiatan bisnis.

B.      Rumusan Masalah
1.       Apa yang dimaksud dengan siklus produksi ?
2.       Bagaimana proses dalam siklus Produksi ?
3.       Bagaimana  proses system akuntansi siklus produksi sistem pemesanan ?

C.      Tujuan
1.       Mengidentifikasi  gambaran mengenai siklus produksi dan pemesanan terhadap system informasi suatu bisnis
2.       Memahami tentang proses dalam siklus produksi
3.       Memahami mengenai proses system akuntansi persediaan/pemesanan
4.       Mengidentifikasi berbagai metode dalam akuntansi persediaan


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Siklus Produksi
Apakah yang dimaksud dengan siklus produksi ? siklus produksi merupakan serangkaian kegiatan usaha untuk mengasilkan produk atau barang secara terus-menerus. Keberadaan system informasi akuntansi sangat penting dalam siklus produksi, dengan system informasi akuntansi membantu menghasilkan informasi biaya yang tepat dan waktu kerja yang jelas untuk dijadikan masukan bagi pembuat keputusan dalam perancanaan produk atau jasa yang dihasilkan, berapa harga produk tersebut, dan bagaimana perencanaan penyerapan dan alokasi sumber daya yang diperlukan, dan yang sangat penting adalah bagaimana merencanakan dan mengendalikan biaya produksiserta evaluasi kinerja terhadap produktifitas yang dihasikan.

Pada saat pengambilan keputusan, biasanya dibutuhkan banyak bahan informasi secra lebih rinci tentang biaya, dibandingkan data yang dibutuhkan untuk membuat laporan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip akutansi yang ditrima umum. Jadi, dalam membuat perencanaan biaya produksi, peranan system informasi akuntansi merencanakan desain siklus produksi yang mencakup data tentang biaya dan sumber daya yang tersedia untuk dijadikan pengambilan keputusan.
B.     Fungsi SIA dalam siklus produksi
1.      Menjelaskan aktivitas siklus produksi serta membahas data mengenai pengumpulan dan proses biaya aktivitasnya.
2.      Membahas tujuan pengendalian utama dalam siklus produksi serta mampu mendesain dalam hal mencapai tujuan
3.      Mampu secara efektif dan efisien dalam menyimpan serta mengatur informasi yang dibutuhkan dalam membuat keputusan.
C.      Kegiatan Siklus produksi
Peranan akuntan perusahaan dalam kegiatan siklus produksi umumnya berada pada siklus akuntansi biaya, namun peranan lain tetap dituntut kepada mereka untuk saling berkoordinasi dengan siklus lain.

      1.            Desain Produk
Desain produk merupakan langkah pertama dalam siklus produksi. Membentuk barang sesuai dengan pesanan serta memiliki syarat-syarat yang telah ditentukan oleh pemesan, misalnya kualitas, ketahanan fungsi, dan dapat meminimalkan biaya produksi. Meski melalui syarat-syarat ini sering menimbulkan kontradiksi dengan bagian lainnya, namun membuat desain produk merupakan tugas yang menantang dan menarik untuk dilakukan.

a.      Dokumen, formulir, dan prosedur
Pada kegiatan desain produk, digunakan dokumen yang berkaitan dengan daftar bahan buku yaitu berisi informasi nomor bahan baku, deskripsi, serta jumlah masing-masing komponen bahan baku yang digunakan dalam satu unit produk. Selanjutnya, digunakan daftar oprasi yang berisikan informasi jumlah tenaga kerja langsung maupun tidak langsung serta penggunaan mesin untuk memproses barang menjadi barang jadi.

b.      Peran akutansi
Peranan akutansi dalam kegiatan produksi sangat penting. Paa akuntan dapat mempengaruhi pemakaian biaya produksi serta besarnya keuntungan yang akan diperoleh apabila memproduksi barang tersebut. Namun demikian, informasi yang berasal dari akuntan harus dijadikan alat pengambilan keputusan, terutama untuk mentukan ongkos produksi. Ongkos produksi dapat ditekan misalnya dengan menggunakan jumlah komponen secara bersama-sama kepada produk berbeda berdasarkan rekomendasi dari akuntan.

      2.            Perencanaan
Pada siklus produksi langkah perencanaan memiliki peranan penting. Perencanaan melaksanakan langkah-langkah antisipasi untuk memenuhi permintaan barang dalam jangka pendek, terutama permintaan yang mendadak , tapi tidak menggangu persedian barang di gudang. Kegiatan ini juga melakukan analisis bagaimana produksi dapat dilakukan secara efisien untuk memenuhi pesanan yang akan dating.



      3.            Operasi Produksi
Produksi actual dari produk (oprasi produk), merupakan produk yang dihasilkan perusahaan. Masing-masing perusahaan memiliki aktivitas yang berbeda dalam memproduksi barang, namun semua perusahaan tetap sama-sam, membutuhkan data tentang bahan baku, tenaga kerja, biaya overhead. Saat ini, penggunaan teknologi mendominasi perusahaan untuk memproduksi barang, misalnya mesin-mesin robot yang dikendalikan oleh computer yang secara signifikan mampu menekan ongkos produksi dan meinimalkan tingkat kesalahan produksi.

D.    Dokumen dan Pencatatan dalam Siklus Produksi Pesanan

Dokumen yang dipakai dalam mencatat proses pembuatan baju sesuai pesanan pelanggan adalah:
1.      Kartu Harga Pokok (Cost) Pesanan
Kartu ini berguna untuk merekam seluruh biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan pesanan.
2.      Kartu Kerja Karyawan
Kartu Kerja Karyawan berguna untuk merekam kegiatan setiap karyawan.
3.      Estimasi Kebutuhan Bahan Baku
Dokumen ini merupakan estimasi kebutuhan bahan baku untuk menyelesaikan pesanan pelanggan.
4.      Dokumen Pemakaian Bahan Baku
Dokumen ini digunakan untuk merekam pemakaian bahan baku langsung yang dapat dilacak ke produk tertentu.
5.      Blanko Kas Bon
Blanko Kas Bon digunakan untuk mengambil uang dari kasir guna membeli bahan baku sesuai dengan Estimasi Kebutuhan Bahan Baku.
6.      Bukti Serah Terima Busana.
Dokumen ini berguna untuk merekam transaksi serah terima busana antara bagian produk dengan front office.

E.     Informasi yang Dihasilkan dalam Siklus Produksi Sistem Pesanan
Salah satu tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi yang relavan dan tepat waktu. Informasi yang relavan dan tepat waktu akan berguna dalam pengambilan keputusan.

Sistem informasi produksi berdasar pesanan dapat menghasilkan informasi yaitu:
a.       Biaya bahan baku setiap produk. Informasi ini berguna dalam perhitungan harga pokok setiap produk yang selanjutnya berguna untuk menentukan harga jual produk.
b.      Biaya tenaga kerja langsung untuk setiap produk. Informasi ini juga berguna untuk perhitungan harga poko setiap produk selanjutnya berguna untuk menentukan harga jual produk.
c.       Total harga pokok setiap produk. Total harga pokok mencangkup biaya bahan baku setiap pesanan, biaya tenaga kerja langsung setiap pesanan, serta biaya overhead pabrik yang dibebankan setiap pesanan.
d.      Daftar pesanan yang sedang dikerjakan. Informasi ini berguna untuk memantau proses penyelesaian setiap pesanan. Pemantauan ini penting untuk memastikan tidak ada pesanan yang terlewat atau terlambat diselesaikan.
e.       Daftar pesanan yang telah diserahkan ke front office. Informasi ini berguna untuk melacak busana yang telah diselesaikan. Bagi front office, informasi ini juga berguna untuk menjawab pertanyaan pelanggan terkait dengan pesanan mereka.

F.     Pengendalian Siklus Produksi
System informasi akutansi yang didisain dengan tepat dapat memberikan pengendalian yang berarti bagi pelaksanaan siklus produksi,pengendalian yang terkait dalam siklus produksi meliputi kegiatan adanya otorisasi yang jelas terhadap perolehan aktiva tetap dan produk yang dihasilkan, perlindungan terhadap persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap, pencatatan terhadap transaksi siklus produksi yang dilakukan secara valid, adanya perlindungan dan pemeliharaan dari pencurian terhadap catatan penting siklus produksi dan yang sangat berpengaruh adalah dimana siklus produksi dapat dilakukan secara efektif dan selktif.
      1.            Pengendalian desain produk
Desain produk yang dibuat tanpa menggunakan perencanaan yang matang dapat mendatangkan kerugin perusahaan. Penggunaan bahan baku khusus untuk produk yang sama dapat meningkatkan biaya pembelian yang sama .

      2.            Pengendalian perencanaan
Ancaman yang biasanya muncul pada perencanaan siklus produksi adalah kelebihan produksi atau kekuragan produksi. Kelebiahan produksi dapat berakibat tingginya biaya penyimpanan.

G.    Peranan informasi siklus produksi
Pada siklus produksi di butuhkan informasi biaya oleh pihak internal dan eksternal perusahaan, peranan SIA menyiapkan informasi yang berguna untuk berbagai tingkatan manajemen. Manajemen sebagai pihakinternal mebutuhkan informasi biaya untuk kepentingan membuat keputusan tentang biaya yang dibutuhkan memproduksi dan bentuk produksi ynag dibuat.
Sedangkan secara eksternal, biaya harus dibandingkan dengan benar terhadap laporan keuangan. Beberapa catatan utama yang terdapat  pada system akutansi biaya secara convensionalmenunjukan pengalokasian BOP yang tidak tepat dan kinerja di pabrik tidak sesuai dengan otomatisasi yang terjadi.

      1.            Alokasi yang tidak tepat terhadap biaya overhead
Jika mengacu kepada system biaya-biaya convensional, lebih banyak digerakan oleh kuantitas, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam mesin yang di bebankan biaya overhead langsung kepada barang, namun dalam praktiknya, biaya overhead tidak menunjukan perubahan secra langsung sesuai dengan kuantitas produksi. Berbeda misalnya dengan biaya penjual, akan menyerap ke dalam harga yang dibayarkan oleh pelanggan.

      2.            Ketidaksesuaian Kinerja
Sesungguhnyadalam praktik produksi modern, sasaran untamanya harus terpusat pada totalitas manajemen mutu. Para pelaksana dalam pabrik membutuhkan informasi mengenai proses produksi berlangsung, termasuk jumlah yang cacat, frekuensi kerusakan mesin, persentase barang jadi yang diselesaikan pada pengerjaan ulang, serta persentase kecacatan yang ditemukan oleh pelanggan. System informasi produksi terpisah dari system akutansi biaya, ini terjadi pada system akutansi biaya convensional. Dalam pengukuran kinerja, data biaya dan pengoprasiaan harus diintegrasi kedalam satu system.

H.    Resiko dan Pengendalian dalam Siklus Produksi Sistem Pesanan
- Resiko yang mungkin terjadi dalam siklus produksi adalah:
1.       Ada pesanan yang terlewat tidak dikerjakan.
2.       Penghitungan biaya produksi yang tidak akurat sehingga penentuan harga jual setiap pesanan tidak tepat.
3.       Membuat produk yang tidak sesuai dengan yang dipesan oleh pelanggan.

- Pengendalian yang dapat diterapkan dalam siklus produksi untuk meminimalkan risiko-resiko tersebut adalah:
a.       Lembar pesanan pelanggan yang diteriama dari bagian front office harus diarsip secara terpisah antara pesanan yang sudah mulai dikerjakan dan pesanan yang belum mulai dikerjakan.
b.       Bagian produksi harus berdiskusi dengan perancang busana disetiap tahap proses pembuatan busana untuk memastikan tidak ada kesalahpahaman antara perancang busana dan bagian prosuksi.
c.       Setiap pembelian bahan baku harus didasarkan pada dokumen estimasi kebutuhan bahan baku.
d.       Dokumen estimasi kebutuhan bahan baku harus bernomor urut tercetak. Nomor urut tercetak akan meminimalkan peluang kecurangan dengan memanfaatkan blanko estimasi kebutuhan bahan baku.
e.        Setiap pembelian bahan baku harus segera dicatat dalam file pembelian. Untuk kasus produksi berdasar pesanan, file pembelian juga harus merekam nomor pesanan untung memberikan informasi mengenai pembelian tersebut digunakan untuk mengerjakan pesanan yang mana.
f.       Jika perusahaan menggunakan komputer dalam merekam data keuangan perusahaan, maka perusahaan perluh melakukan backup data secara rutin. Beberapa tips dalam melakukan backup data yaitu:
Ø  Sebaiknya, backup dilakukan setiap hari.
Ø  Gunakan nama backup yang mudah dikenali, misalnya gunakan informasi tanggal untuk membuat backup. Misalanya, backup data pesanan hari ini (tanggal 10 Juni 2010) akan diberi nama PESANAN10062010.
Ø  Backup sebaiknya disimpan dalam media terpisah (misalkan CD atau harddisk eksternal).
g.      Jika perusahaan menggunakan komputer dalam merekam data keuangan, maka perusahaan dapat menetapkan password untuk karyawan yang berwenang mengakses data. Pastikan password ini hanya diketahui oleh yang berwenang. Password yang menjadi rahasia umum tidak ada gunanya
h.      Untuk meminimalkan virus, perusahaan perluh menetapkan aturan bahwa komputer kantor hanya boleh digunakan untuk kegiatan kantor. Perusahaan seharusnya tegas sejak awal, bahwa karyawan tidak boleh bermain game, ataupun berselancar dengan situs-situs web yang tidak relavan dengan pekerjaan kantor.

I.       Model Data Siklus Produksi
              Guna memaksimalkan kegunaan manajemen biaya dan pengambilan keputusan, data siklus produksi harus dikumpulkan dari tingkat agregasi terendah. Entitas barang dalam proses digunakan untuk mengumpulkan dan merangkum data mengenai bahan baku, tenaga kerja, dan operasi mesin yang digunakan untuk memproduksi barang.
     Hubungan antara barang dalam proses dan ketiga entitas itu yaitu :
®    Satu ke banyak. Hubungan tersebut mencerminkan tentang setiap proses produksi dapat mencakup sejumlah pengeluaran bahan baku, operasi tenaga kerja, dan operasi mesin.
®    Setiap aktivitas ini dihubungkan dengan proses produksi tertentu.
®    Hubungan antara dua agen entitas
®    Setiap pegawai ditugaskan ke supervisor tertentu.
®    Setiap supervisor bertanggungjawab untuk banyak pegawai.

J.       SubSistem Aplikasi Siklus Produksi
Perancangan produk merupakan tahap awal dari sistem produksi yang bertujuan untuk merancang sebuah produk yang memenuhi keinginan konsumen dalam hal kualitas, lama pengerjaan, dan biaya produksi yang rendah.
Sistem Akuntansi Biaya
1.   Tahap akhir dalam sistem produksi adalah sistem akuntansi biaya yang bertujuan yaitu : Menghasilkan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja dala produksi.
2.   Menghasilkan informasi biaya yang akurat agar dapat digunakan sebagai dsar penentuan   harga (pricing) dan kepututusan tentang komposisi produk (product mix).
3.   Menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk menghitung nilai persediaan dan harga pokok penjualan.
Jenis sistem akuntansi biaya yang umum  digunakan oleh sebuah perusahaan adalah sistem penentuan harga pokok pesanan (job order costing) dan sistem peneentuan harga pokok proses (process costing) dan laporan yang dihasilkan sistem akuntansi biaya umumnya berupa :
1.       Laporan kontrol (control report).
2.       Laporan harga pokok produksi (production cost report)

Berikut merupakan prosedur pencatatan barang/produk jadi:
1.      Bagian produksi membuat Bukti Pengiriman Barang Jadi rangkap 3. Lembar 1 dikirimkan bersama barang ke Bagian Gudang. Lembar 2 dikirimkan ke Bagian Akuntansi. Lembar 3 disimpan sebagai arsip.
2.      Bagian Akuntansi menerima Bukti Pengiriman BJ lembar 2 dari Bagian Produksi, kemudian di arsip untuk dijadikan bukti bahwa Bagian Produksi telah menyelesaikan produk jadi dan sudah melakukan pengiriman ke Bagian Akuntansi.
3.      Bagian gudang menerima barang jadi dan Bukti Pengiriman Barang Jadi lembar 1 dari Bagian Produksi. Berdasarkan Bukti Pengiriman BJ tersebut, Bagian Gudang mengisi Kartu Gudang yang menyatakan bahwa bagian gudang menerima barang jadi sejumlah unit barang jadi yang telah ditransfer oleh bagian produksi.
4.      Setelah mengisi kartu gudang, Bagian Gudang meminta tanda tangan (untuk mengetahui produk jadi yang masuk ke Bagian Gudang) ke Bagian Akuntansi.

5.Bagian Akuntansi menerima Kartu Gudang untuk ditanda tangani sebagai bukti penerimaan barang jadi. Setelah itu mengirimkan Kartu gudang yang telah ditanda tangani ke Bagian Gudang.
5.      Berdasarkan kartu gudang yang telah ditanda tangani, Bagian Gudang membuat Surat Penerimaan Barang Jadi (SPBJ) rangkap 3. Lembar pertama dikirimkan ke Bagian Akuntansi, lembar 2 dikirimkan ke Bagian Produksi dan lembar 3 disimpan sebagai arsip.
6.      Bagian Akuntansi menerima SPBJ lembar 1 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPBJ lembar 1 tersebut, Bagian Akuntansi mengisi Kartu persediaan yang digunakan untuk mengetahui persediaan barang jadi yang telah masuk.
7.      Setelah mengisi Kartu Persediaan, Bagian Akuntansi mencatat di Jurnal tentang persediaan barang jadi yang masuk. Setelah itu, memposting ke buku besar, dan dibuatkan neraca saldo dan neraca lajur, jurnal penyesuaian dan Laporan Keuangan. Berdasarkan Laporan Keuangan tersebut, Bagian Akuntansi membuat Laporan Penerimaan Barang Jadi (LPBJ) yang dikirimkan ke Manajer.
8.      Bagian Produksi menerima SPBJ lembar 2 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPBJ lembar 2, Bagian Produksi membuat Laporan Penyelesaian Barang Jadi yang dikirimkan ke Manajer.
Berikut merupakan Flowchart dari pencatatan barang/produk jadi:






BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
  Empat kegiatan penting dalam siklus produksi :
      1.       Perancangan Produk (Aktivitas 1)
                Langkah pertama dalam siklus produksi adalah Perancangan produk. Tujuan aktivitas ini adalah untuk merancang sebuah produk yang memenugi permintaan dalam hal kualitas, ketahanan, dan fungsi, dan secara simultan meminimalkan biaya produksi
2.       Perencanaan dan Penjadwalan (aktivitas 2)
                Langkah kedua dalam siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan.
Tujuan dari langkah ini adalah mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa menimbulkan kelebihan persediaan barang jadi.
3.       Operasi Produksi (Aktivitas 3)
                Computer-Integrated Manufacturing (CIM) adalah penggunaan berbagai bentuk TI dalam proses produksi, seperti robot dan mesin yang dikendalikan oleh kompute, untuk mengurangi biaya produksi. Setiap perusahaan membutuhkan data mengenai 4 segi berikut ini dari operasi produksinya :
         Bahan baku yang digunakan
         Jam tenaga kerja yang digunakan
         Operasi mesin yang dilakukan
         Serta biaya overhead produksi lainnya yang terjadi

4.   Akuntansi Biaya (Aktivitas 4)
Langkah terakhir dalam siklus produksi adalah akuntansi biaya.
Apakah tiga tujuan dasar dari sistem akuntansi biaya itu ?
        Untuk memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja dari operasi produksi
     Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam menetapkan harga serta keputusan bauran produk.
       Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan perusahaan.

  Metode dalam Akuntansi Persediaan ada 3 yaitu
1.       Metode Pembiayaan Persediaan - Periodik
2.       Metode Pembiayaan Persediaan – Perpetual
3.       Metode Non-Biaya Untuk Menilai Persediaan

B.      Saran
Penulis berharap pemabaca dapat memahami apa yang telah di paparkan dalam makalah ini sehingga dapat memperoleh manfaat yang sebaik-baiknya mengenai Sistem Informasi Akuntansi dalam Siklus produksi dan akuntansi biaya persediaan.


DAFTAR PUSTAKA
http://vhivie89.blogspot.com/2010/05/siklus-produksi.html
http://blogandriyani.blogspot.com/2014/07/makalah-sistem-informasi-akuntansi.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah: Bedah Aplikasi Gojek

Siklus Produksi

Pengelolaan Aktiva Tetap