Siklus Produksi Pesanan
Siklus Produksi Pesanan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada era informasi dan globalisasi
menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang begitu pesat dengan
tingkat persaingan ketat. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan dituntut untuk
melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien untuk
mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang
sangat penting untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Informasi
yang berkualitas yaitu informasi yang akurat, relevan dan tepet waktu sehingga
keputusan yang tepat dapat dibuat yang disesuaikan dengan system informasi yang
diterapkan di masing-masing perusahaan. Dengan demikian, pengelolaan system
informasi merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan.Oleh karena bentuk
operasional perusahaan yang beragam, maka sasaran sistem informasi akuntansi
juga beragam bentuknya. Misalnya suatu perusahaan manufaktur akan memerlukan
sistem informasi akuntansi yang dapat menghasilkan informasi biaya produksi dan
besarnya harga jual produk, jenis produk, kuntitas dan kualitas produk,
persediaan serta biaya-biaya yang berhubungan dengan produk misal biaya
pembelian bahan, biaya transportasi pengantaran, dan sebagainya.
Salah satu bagian penting dalam
system informasi akuntansi adalah pada aktivitas pembelian dan persediaan
barang perusahaan. Sistem informasi persediaan akan mencatat setiap pergerakan
mutasi persediaan mulai dari pengadaan persediaan sampai dengan distribusi
persediaan. Dengan demikian system akuntansi persedian akan menjamin bahwa
catatan akuntansi perusahaan akan menunjukkan secara akurat setiap mutasi
persediaan.
Salah satu penyebab terjadinya
kekacauan-kekacauan dalam prosedur akuntansi
adalah lemahnya pengendalian intern pada sistem dan prosedur yang
mengatur suatu transaksi. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka setiap
perusahaan perlu menyusun suatu sistem dan prosedur yang dapat menciptakan
pengendalian intern yang baik dalam mengatur pelaksanaan transaksi perusahaan.
Lingkup (scope) sistem informasi
akuntansi adalah memberikan informasi untuk tujuan akuntansi yaitu tujuan
eksternal yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh otoritas dan tujuan
internal untuk tujuan pengambilan keputusan manajemen.Menurut Bodnard dan
Hopwood (2000:23) sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya
seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi
informasi.Menurut Baridwan (1996:4) sistem informasi akuntansi adalah suatu
komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa dan
komunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan
kepada pihak-pihak luar (seperti inspeksi pajak, investor dan kreditur ) dan
pihak-pihak dalam (terutama manajemen ). Untuk tujuan eksternal biasanya
didasarkan pada standar yang ditetapkan oleh otoritas. Misal penyajian laporan
keuangan untuk publik, sehingga dibutuhkan sistem informasi akuntansi keuangan.
Sebaliknya manajemen sering pula
membutuhkan informasi akuntansi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan
untuk tujuan tertentu, sehingga dibutuhkan suatu sistem informasi akuntansi
manajerial.Dalam pembahasan ini akan di bahas tentang siklus produksi serta
persediaan dalam sistem informasi akuntansi untuk mencatat kegiatan bisnis.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan siklus produksi ?
2.
Bagaimana proses dalam siklus Produksi ?
3.
Bagaimana proses system akuntansi siklus produksi sistem pemesanan ?
C.
Tujuan
1.
Mengidentifikasi gambaran mengenai
siklus produksi dan pemesanan terhadap system informasi suatu bisnis
2.
Memahami tentang proses dalam siklus produksi
3.
Memahami mengenai proses system akuntansi persediaan/pemesanan
4.
Mengidentifikasi berbagai metode dalam akuntansi persediaan
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Siklus Produksi
Apakah yang dimaksud dengan siklus
produksi ? siklus produksi merupakan serangkaian kegiatan usaha untuk
mengasilkan produk atau barang secara terus-menerus. Keberadaan system
informasi akuntansi sangat penting dalam siklus produksi, dengan system
informasi akuntansi membantu menghasilkan informasi biaya yang tepat dan waktu
kerja yang jelas untuk dijadikan masukan bagi pembuat keputusan dalam
perancanaan produk atau jasa yang dihasilkan, berapa harga produk tersebut, dan
bagaimana perencanaan penyerapan dan alokasi sumber daya yang diperlukan, dan
yang sangat penting adalah bagaimana merencanakan dan mengendalikan biaya
produksiserta evaluasi kinerja terhadap produktifitas yang dihasikan.
Pada saat pengambilan keputusan,
biasanya dibutuhkan banyak bahan informasi secra lebih rinci tentang biaya,
dibandingkan data yang dibutuhkan untuk membuat laporan keuangan sesuai dengan
prinsip-prinsip akutansi yang ditrima umum. Jadi, dalam membuat perencanaan
biaya produksi, peranan system informasi akuntansi merencanakan desain siklus
produksi yang mencakup data tentang biaya dan sumber daya yang tersedia untuk
dijadikan pengambilan keputusan.
B. Fungsi
SIA dalam siklus produksi
1. Menjelaskan aktivitas siklus
produksi serta membahas data mengenai pengumpulan dan proses biaya
aktivitasnya.
2. Membahas tujuan pengendalian utama
dalam siklus produksi serta mampu mendesain dalam hal mencapai tujuan
3. Mampu secara efektif dan efisien
dalam menyimpan serta mengatur informasi yang dibutuhkan dalam membuat keputusan.
C.
Kegiatan Siklus produksi
Peranan akuntan perusahaan dalam
kegiatan siklus produksi umumnya berada pada siklus akuntansi biaya, namun
peranan lain tetap dituntut kepada mereka untuk saling berkoordinasi dengan
siklus lain.
1.
Desain
Produk
Desain produk merupakan langkah pertama dalam siklus
produksi. Membentuk barang sesuai dengan pesanan serta memiliki syarat-syarat
yang telah ditentukan oleh pemesan, misalnya kualitas, ketahanan fungsi, dan
dapat meminimalkan biaya produksi. Meski melalui syarat-syarat ini sering
menimbulkan kontradiksi dengan bagian lainnya, namun membuat desain produk
merupakan tugas yang menantang dan menarik untuk dilakukan.
a.
Dokumen, formulir, dan prosedur
Pada kegiatan desain produk,
digunakan dokumen yang berkaitan dengan daftar bahan buku yaitu berisi
informasi nomor bahan baku, deskripsi, serta jumlah masing-masing komponen
bahan baku yang digunakan dalam satu unit produk. Selanjutnya, digunakan daftar
oprasi yang berisikan informasi jumlah tenaga kerja langsung maupun tidak
langsung serta penggunaan mesin untuk memproses barang menjadi barang jadi.
b.
Peran akutansi
Peranan akutansi dalam kegiatan
produksi sangat penting. Paa akuntan dapat mempengaruhi pemakaian biaya
produksi serta besarnya keuntungan yang akan diperoleh apabila memproduksi
barang tersebut. Namun demikian, informasi yang berasal dari akuntan harus
dijadikan alat pengambilan keputusan, terutama untuk mentukan ongkos produksi.
Ongkos produksi dapat ditekan misalnya dengan menggunakan jumlah komponen
secara bersama-sama kepada produk berbeda berdasarkan rekomendasi dari akuntan.
2.
Perencanaan
Pada siklus produksi langkah perencanaan memiliki peranan
penting. Perencanaan melaksanakan langkah-langkah antisipasi untuk memenuhi
permintaan barang dalam jangka pendek, terutama permintaan yang mendadak , tapi
tidak menggangu persedian barang di gudang. Kegiatan ini juga melakukan
analisis bagaimana produksi dapat dilakukan secara efisien untuk memenuhi
pesanan yang akan dating.
3.
Operasi
Produksi
Produksi actual dari produk (oprasi
produk), merupakan produk yang dihasilkan perusahaan. Masing-masing perusahaan
memiliki aktivitas yang berbeda dalam memproduksi barang, namun semua
perusahaan tetap sama-sam, membutuhkan data tentang bahan baku, tenaga kerja,
biaya overhead. Saat ini, penggunaan teknologi mendominasi perusahaan untuk
memproduksi barang, misalnya mesin-mesin robot yang dikendalikan oleh computer
yang secara signifikan mampu menekan ongkos produksi dan meinimalkan tingkat
kesalahan produksi.
D. Dokumen dan Pencatatan dalam Siklus Produksi Pesanan
Dokumen yang dipakai dalam mencatat proses pembuatan baju sesuai pesanan pelanggan adalah:
Dokumen yang dipakai dalam mencatat proses pembuatan baju sesuai pesanan pelanggan adalah:
1.
Kartu Harga Pokok (Cost) Pesanan
Kartu ini berguna untuk merekam seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk menyelesaikan pesanan.
2.
Kartu Kerja Karyawan
Kartu Kerja Karyawan berguna untuk merekam kegiatan
setiap karyawan.
3.
Estimasi Kebutuhan Bahan Baku
Dokumen ini merupakan estimasi kebutuhan bahan baku
untuk menyelesaikan pesanan pelanggan.
4.
Dokumen Pemakaian Bahan Baku
Dokumen ini digunakan untuk merekam pemakaian bahan
baku langsung yang dapat dilacak ke produk tertentu.
5.
Blanko Kas Bon
Blanko Kas Bon digunakan untuk mengambil uang dari
kasir guna membeli bahan baku sesuai dengan Estimasi Kebutuhan Bahan Baku.
6.
Bukti Serah Terima Busana.
Dokumen ini berguna untuk merekam transaksi serah
terima busana antara bagian produk dengan front office.
E. Informasi yang Dihasilkan dalam Siklus Produksi Sistem
Pesanan
Salah satu
tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi yang relavan dan
tepat waktu. Informasi yang relavan dan tepat waktu akan berguna dalam
pengambilan keputusan.
Sistem informasi produksi berdasar pesanan dapat menghasilkan informasi yaitu:
a. Biaya bahan
baku setiap produk. Informasi ini berguna dalam perhitungan harga pokok setiap
produk yang selanjutnya berguna untuk menentukan harga jual produk.
b. Biaya tenaga
kerja langsung untuk setiap produk. Informasi ini juga berguna untuk
perhitungan harga poko setiap produk selanjutnya berguna untuk menentukan harga
jual produk.
c. Total harga
pokok setiap produk. Total harga pokok mencangkup biaya bahan baku setiap
pesanan, biaya tenaga kerja langsung setiap pesanan, serta biaya overhead
pabrik yang dibebankan setiap pesanan.
d. Daftar
pesanan yang sedang dikerjakan. Informasi ini berguna untuk memantau proses
penyelesaian setiap pesanan. Pemantauan ini penting untuk memastikan tidak ada
pesanan yang terlewat atau terlambat diselesaikan.
e. Daftar
pesanan yang telah diserahkan ke front office. Informasi ini berguna untuk
melacak busana yang telah diselesaikan. Bagi front office, informasi ini juga
berguna untuk menjawab pertanyaan pelanggan terkait dengan pesanan mereka.
F.
Pengendalian Siklus Produksi
System informasi akutansi yang
didisain dengan tepat dapat memberikan pengendalian yang berarti bagi
pelaksanaan siklus produksi,pengendalian yang terkait dalam siklus produksi
meliputi kegiatan adanya otorisasi yang jelas terhadap perolehan aktiva tetap
dan produk yang dihasilkan, perlindungan terhadap persediaan barang dalam
proses dan aktiva tetap, pencatatan terhadap transaksi siklus produksi yang
dilakukan secara valid, adanya perlindungan dan pemeliharaan dari pencurian
terhadap catatan penting siklus produksi dan yang sangat berpengaruh adalah
dimana siklus produksi dapat dilakukan secara efektif dan selktif.
1.
Pengendalian
desain produk
Desain produk yang dibuat tanpa
menggunakan perencanaan yang matang dapat mendatangkan kerugin perusahaan.
Penggunaan bahan baku khusus untuk produk yang sama dapat meningkatkan biaya
pembelian yang sama .
2.
Pengendalian
perencanaan
Ancaman yang biasanya muncul pada
perencanaan siklus produksi adalah kelebihan produksi atau kekuragan produksi.
Kelebiahan produksi dapat berakibat tingginya biaya penyimpanan.
G.
Peranan informasi siklus produksi
Pada siklus produksi di butuhkan
informasi biaya oleh pihak internal dan eksternal perusahaan, peranan SIA
menyiapkan informasi yang berguna untuk berbagai tingkatan manajemen. Manajemen
sebagai pihakinternal mebutuhkan informasi biaya untuk kepentingan membuat
keputusan tentang biaya yang dibutuhkan memproduksi dan bentuk produksi ynag
dibuat.
Sedangkan secara eksternal, biaya
harus dibandingkan dengan benar terhadap laporan keuangan. Beberapa catatan
utama yang terdapat pada system akutansi
biaya secara convensionalmenunjukan pengalokasian BOP yang tidak tepat dan
kinerja di pabrik tidak sesuai dengan otomatisasi yang terjadi.
1.
Alokasi
yang tidak tepat terhadap biaya overhead
Jika mengacu kepada system
biaya-biaya convensional, lebih banyak digerakan oleh kuantitas, seperti jam
tenaga kerja langsung atau jam mesin yang di bebankan biaya overhead langsung
kepada barang, namun dalam praktiknya, biaya overhead tidak menunjukan
perubahan secra langsung sesuai dengan kuantitas produksi. Berbeda misalnya
dengan biaya penjual, akan menyerap ke dalam harga yang dibayarkan oleh pelanggan.
2.
Ketidaksesuaian
Kinerja
Sesungguhnyadalam praktik produksi
modern, sasaran untamanya harus terpusat pada totalitas manajemen mutu. Para
pelaksana dalam pabrik membutuhkan informasi mengenai proses produksi
berlangsung, termasuk jumlah yang cacat, frekuensi kerusakan mesin, persentase
barang jadi yang diselesaikan pada pengerjaan ulang, serta persentase kecacatan
yang ditemukan oleh pelanggan. System informasi produksi terpisah dari system
akutansi biaya, ini terjadi pada system akutansi biaya convensional. Dalam
pengukuran kinerja, data biaya dan pengoprasiaan harus diintegrasi kedalam satu
system.
H.
Resiko dan
Pengendalian dalam Siklus Produksi Sistem Pesanan
- Resiko yang mungkin terjadi dalam siklus produksi adalah:
- Resiko yang mungkin terjadi dalam siklus produksi adalah:
1. Ada pesanan yang terlewat tidak dikerjakan.
2. Penghitungan biaya produksi yang tidak akurat
sehingga penentuan harga jual setiap pesanan tidak tepat.
3. Membuat produk yang tidak sesuai dengan yang
dipesan oleh pelanggan.
- Pengendalian yang dapat diterapkan dalam siklus produksi untuk meminimalkan risiko-resiko tersebut adalah:
- Pengendalian yang dapat diterapkan dalam siklus produksi untuk meminimalkan risiko-resiko tersebut adalah:
a. Lembar
pesanan pelanggan yang diteriama dari bagian front office harus diarsip secara
terpisah antara pesanan yang sudah mulai dikerjakan dan pesanan yang belum
mulai dikerjakan.
b. Bagian produksi harus berdiskusi dengan
perancang busana disetiap tahap proses pembuatan busana untuk memastikan tidak
ada kesalahpahaman antara perancang busana dan bagian prosuksi.
c. Setiap
pembelian bahan baku harus didasarkan pada dokumen estimasi kebutuhan bahan
baku.
d. Dokumen estimasi kebutuhan bahan baku harus
bernomor urut tercetak. Nomor urut tercetak akan meminimalkan peluang
kecurangan dengan memanfaatkan blanko estimasi kebutuhan bahan baku.
e. Setiap pembelian bahan baku harus segera
dicatat dalam file pembelian. Untuk kasus produksi berdasar pesanan, file
pembelian juga harus merekam nomor pesanan untung memberikan informasi mengenai
pembelian tersebut digunakan untuk mengerjakan pesanan yang mana.
f. Jika
perusahaan menggunakan komputer dalam merekam data keuangan perusahaan, maka
perusahaan perluh melakukan backup data secara rutin. Beberapa tips dalam
melakukan backup data yaitu:
Ø Sebaiknya,
backup dilakukan setiap hari.
Ø Gunakan nama
backup yang mudah dikenali, misalnya gunakan informasi tanggal untuk
membuat backup. Misalanya, backup data pesanan hari ini (tanggal 10 Juni 2010)
akan diberi nama PESANAN10062010.
Ø Backup
sebaiknya disimpan dalam media terpisah (misalkan CD atau harddisk eksternal).
g. Jika perusahaan
menggunakan komputer dalam merekam data keuangan, maka perusahaan dapat
menetapkan password untuk karyawan yang berwenang mengakses data. Pastikan
password ini hanya diketahui oleh yang berwenang. Password yang menjadi rahasia
umum tidak ada gunanya
h.
Untuk meminimalkan virus, perusahaan perluh menetapkan
aturan bahwa komputer kantor hanya boleh digunakan untuk kegiatan kantor.
Perusahaan seharusnya tegas sejak awal, bahwa karyawan tidak boleh bermain
game, ataupun berselancar dengan situs-situs web yang tidak relavan dengan
pekerjaan kantor.
I. Model Data Siklus Produksi
Guna
memaksimalkan kegunaan manajemen biaya dan pengambilan keputusan, data siklus
produksi harus dikumpulkan dari tingkat agregasi terendah. Entitas barang dalam
proses digunakan untuk mengumpulkan dan merangkum data mengenai bahan baku,
tenaga kerja, dan operasi mesin yang digunakan untuk memproduksi barang.
Hubungan antara barang dalam proses
dan ketiga entitas itu yaitu :
® Satu ke
banyak. Hubungan tersebut mencerminkan tentang setiap proses produksi dapat
mencakup sejumlah pengeluaran bahan baku, operasi tenaga kerja, dan operasi
mesin.
®
Setiap aktivitas ini dihubungkan dengan proses
produksi tertentu.
®
Hubungan antara dua agen entitas
®
Setiap pegawai ditugaskan ke supervisor tertentu.
®
Setiap supervisor bertanggungjawab untuk banyak
pegawai.
J. SubSistem
Aplikasi Siklus Produksi
Perancangan
produk merupakan tahap awal dari sistem produksi yang bertujuan untuk merancang
sebuah produk yang memenuhi keinginan konsumen dalam hal kualitas, lama
pengerjaan, dan biaya produksi yang rendah.
Sistem Akuntansi Biaya
1. Tahap akhir
dalam sistem produksi adalah sistem akuntansi biaya yang bertujuan yaitu : Menghasilkan
informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja dala produksi.
2. Menghasilkan
informasi biaya yang akurat agar dapat digunakan sebagai dsar penentuan
harga (pricing) dan kepututusan tentang komposisi produk (product
mix).
3. Menghasilkan
informasi yang dapat digunakan untuk menghitung nilai persediaan dan harga
pokok penjualan.
Jenis sistem
akuntansi biaya yang umum digunakan oleh sebuah perusahaan adalah sistem
penentuan harga pokok pesanan (job order costing) dan sistem peneentuan harga
pokok proses (process costing) dan laporan yang dihasilkan sistem akuntansi
biaya umumnya berupa :
1.
Laporan kontrol (control report).
2.
Laporan harga pokok produksi (production cost report)
Berikut merupakan prosedur pencatatan barang/produk jadi:
1. Bagian
produksi membuat Bukti Pengiriman Barang Jadi rangkap 3. Lembar 1 dikirimkan
bersama barang ke Bagian Gudang. Lembar 2 dikirimkan ke Bagian Akuntansi. Lembar
3 disimpan sebagai arsip.
2. Bagian
Akuntansi menerima Bukti Pengiriman BJ lembar 2 dari Bagian Produksi, kemudian
di arsip untuk dijadikan bukti bahwa Bagian Produksi telah menyelesaikan produk
jadi dan sudah melakukan pengiriman ke Bagian Akuntansi.
3. Bagian
gudang menerima barang jadi dan Bukti Pengiriman Barang Jadi lembar 1 dari
Bagian Produksi. Berdasarkan Bukti Pengiriman BJ tersebut, Bagian Gudang
mengisi Kartu Gudang yang menyatakan bahwa bagian gudang menerima barang jadi
sejumlah unit barang jadi yang telah ditransfer oleh bagian produksi.
4. Setelah
mengisi kartu gudang, Bagian Gudang meminta tanda tangan (untuk mengetahui
produk jadi yang masuk ke Bagian Gudang) ke Bagian Akuntansi.
5.Bagian Akuntansi menerima Kartu Gudang untuk ditanda tangani sebagai bukti penerimaan barang jadi. Setelah itu mengirimkan Kartu gudang yang telah ditanda tangani ke Bagian Gudang.
5.Bagian Akuntansi menerima Kartu Gudang untuk ditanda tangani sebagai bukti penerimaan barang jadi. Setelah itu mengirimkan Kartu gudang yang telah ditanda tangani ke Bagian Gudang.
5. Berdasarkan
kartu gudang yang telah ditanda tangani, Bagian Gudang membuat Surat Penerimaan
Barang Jadi (SPBJ) rangkap 3. Lembar pertama dikirimkan ke Bagian Akuntansi,
lembar 2 dikirimkan ke Bagian Produksi dan lembar 3 disimpan sebagai arsip.
6. Bagian
Akuntansi menerima SPBJ lembar 1 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPBJ lembar 1
tersebut, Bagian Akuntansi mengisi Kartu persediaan yang digunakan untuk
mengetahui persediaan barang jadi yang telah masuk.
7. Setelah
mengisi Kartu Persediaan, Bagian Akuntansi mencatat di Jurnal tentang persediaan
barang jadi yang masuk. Setelah itu, memposting ke buku besar, dan dibuatkan
neraca saldo dan neraca lajur, jurnal penyesuaian dan Laporan Keuangan.
Berdasarkan Laporan Keuangan tersebut, Bagian Akuntansi membuat Laporan
Penerimaan Barang Jadi (LPBJ) yang dikirimkan ke Manajer.
8. Bagian
Produksi menerima SPBJ lembar 2 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPBJ lembar 2,
Bagian Produksi membuat Laporan Penyelesaian Barang Jadi yang dikirimkan ke
Manajer.
Berikut
merupakan Flowchart dari pencatatan barang/produk jadi:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Empat kegiatan penting dalam siklus
produksi :
1.
Perancangan
Produk (Aktivitas 1)
Langkah
pertama dalam siklus produksi adalah Perancangan produk. Tujuan aktivitas ini
adalah untuk merancang sebuah produk yang memenugi permintaan dalam hal
kualitas, ketahanan, dan fungsi, dan secara simultan meminimalkan biaya
produksi
2.
Perencanaan
dan Penjadwalan (aktivitas 2)
Langkah
kedua dalam siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan.
Tujuan dari langkah ini adalah mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa menimbulkan kelebihan persediaan barang jadi.
Tujuan dari langkah ini adalah mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa menimbulkan kelebihan persediaan barang jadi.
3.
Operasi
Produksi (Aktivitas 3)
Computer-Integrated
Manufacturing (CIM) adalah penggunaan berbagai bentuk TI dalam proses produksi,
seperti robot dan mesin yang dikendalikan oleh kompute, untuk mengurangi biaya
produksi. Setiap perusahaan membutuhkan data mengenai 4 segi berikut ini dari
operasi produksinya :
Bahan baku
yang digunakan
Jam tenaga
kerja yang digunakan
Operasi
mesin yang dilakukan
Serta biaya
overhead produksi lainnya yang terjadi
4. Akuntansi Biaya (Aktivitas 4)
Langkah terakhir dalam siklus
produksi adalah akuntansi biaya.
Apakah tiga tujuan dasar dari sistem
akuntansi biaya itu ?
Untuk
memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja
dari operasi produksi
Memberikan
data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam menetapkan
harga serta keputusan bauran produk.
Mengumpulkan
dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung persediaan serta nilai
harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan perusahaan.
Metode dalam
Akuntansi Persediaan ada 3 yaitu
1.
Metode
Pembiayaan Persediaan - Periodik
2.
Metode
Pembiayaan Persediaan – Perpetual
3.
Metode
Non-Biaya Untuk Menilai Persediaan
B.
Saran
Penulis berharap pemabaca dapat
memahami apa yang telah di paparkan dalam makalah ini sehingga dapat memperoleh
manfaat yang sebaik-baiknya mengenai Sistem Informasi Akuntansi dalam Siklus
produksi dan akuntansi biaya persediaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://vhivie89.blogspot.com/2010/05/siklus-produksi.html
http://blogandriyani.blogspot.com/2014/07/makalah-sistem-informasi-akuntansi.html
Komentar
Posting Komentar